Breaking

Rabu, 06 Desember 2017

Banyak Lahan Tidur, Kota Padang Programkan Pertanian Perkotaan

Baca Juga

PADANG – Program Pertanian Perkotaan menjadi perhatian Pemerintah Kota Padang tahun ini dan beberapa tahun ke depan. Program tersebut digagas mengingat masih banyak lahan pertanian yang belum tergarap optimal dan sektor budidaya perikanan yang bisa dikembangkan.

Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah saat panen perdana budidaya komoditi bawang merah di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah, Rabu (6/12/2017) menyebutkan, sedikitnya ada 250 hektar lahan di Kecamatan Koto Tangah yang masih berupa lahan tidur.

"Untuk memberdayakan lahan tidur ini, Pemko Padang menggagas program Pertanian Perkotaan dengan melirik komoditi bahan pokok untuk dibudidayakan," sebutnya.

Dia menambahkan, meskipun Kota Padang merupakan kawasan perkotaan, namun lahan pertanian tersedia masih memungkinkan untuk menggagas berbagai program pertanian. Lahan tesebut tersebar antara lain di Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, Lubuk Begalung dan Kecamatan Bungus Telukkabung.

"Salah satu komoditi yang bisa dikembangkan adalah bawang merah. Ternyata, komoditi ini bisa dibudidayakan dan menunjukkan hasil panen yang lebih baik," katanya.

Komoditi Bawang Merah yang dibudidayakan pada lahan pertanian sawah masyarakat di kelurahan Koto Panjang Ikur Koto merupakan pilot project Pemko Padang melalui Dinas Pertanian. Dari musim tanam sampai panen hasil terhitung selama 55 hari dan hasilnya mencapai 12 ton per hektar.

"Ke depan budidaya bawang merah ini bisa dikembangkan lebih besar lagi terutama untuk menunjang ketersediaan komoditas di pasaran Sumatera Barat. Selama ini total kebutuhan bawang merah dipasok dari luar daerah," ujarnya.

Melihat potensi pengembangan komoditi tersebut, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Hj. Emma Yohana mengapresiasi masyarakat petani dan pemerintah Kota Padang. Menyulap lahan tidur menjadi lahan produktif tidak saja membutuhkan biaya dan tenaga tetapi juga komitmen yang baik antara pemerintah dengan masyarakat.

"Namun hal yang terpenting dilakukan adalah pemetaan sehingga tidak terfokus kepada satu komoditi. Kalau semua menggarap satu komoditi nanti saat panen akan terjadi kelebihan produksi sehingga akan menjatuhkan harga," sarannya.

Pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Barat hendaknya membuat pemetaan yang jelas terhadap lahan pertanian yang ada. Lahan yang ada dibagi sesuai dengan potensi dan prediksi komoditi yang bisa dikembangkan.

Secara kelembagaan, Emma Yohana menegaskan akan terus melakukan koordinasi dengan kementerian terkait untuk pengembangan potensi pertanian di Sumatera Barat. Namun, untuk mendorong agar terjadi sinergi antara program yang ada di pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, harus ada pemetaan tersebut.

Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan hasil panen, dia menyebutkan tengah membicarakan hal itu dengan Badan Usaha Logistik (Bulog). Dia meminta, Bulog bisa bersiap menampung hasil panen petani ketika terjadi panen raya sehingga harga komoditi tidak anjlok.

"Kita tengah membicarakan persoalan ini dengan Bulog untuk mengatasi membanjirnya hasil panen yang berdampak kepada anjloknya harga," terangnya.

Kepala Bulog Divisi Regional Sumatera Barat Suharto Djabar menyatakan, pihaknya tengah mempersiapkan untuk menampung hasil panen beberapa komoditi pokok termasuk bawang merah. Sebelumnya produksi bawang merah baru dihasilkan oleh daerah Kabupaten Solok, Padangpanjang dan beberapa daerah lain.

"Sekarang ini sudah bisa dibudidayakan di Kota Padang dengan hasil panen cukup memuaskan. Kami berharap ini dapat berlanjut sehingga menopang ketersediaan komoditi di pasaran," tandasnya.

(rel/rki)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar