Baca Juga
JAKARTA, BijakNews.com -- Ketua Gerakan Nasional Anti-Narkotika (Granat) Henry Yosodiningrat merasa kecewa Andi Arief dipulangkan pasca-tertangkap nyabu di hotel. Henry menilai hal ini menjadi preseden buruk dalam upaya pemberantasan narkoba.
"Ini merupakan preseden buruk dalam upaya menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba serta tidak mencerminkan dukungan terhadap semangat pemerintah dalam upaya membangun sumber daya manusia (SDM) yang sehat tanpa narkoba, berkualitas, dan bermartabat," jelas Henry Yoso dalam keterangannya kepada detikcom, Rabu, 6 Maret 2019.
Menurut Henry, polisi sebetulnya memiliki alat bukti yang cukup kuat untuk menahan Andi Arief. Selain hasil tes urine yang positif mengandung sabu, di kamar yang ditempati politisi Demokrat itu ditemukan alat isap sabu (bong).
"Kedua bukti itu, menurut hukum berdasarkan 'scientific evidence', adalah alat bukti yang cukup untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan telah melakukan tindak pidana narkotika sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut ketentuan Pasal 127 ayat 1 UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, diancam pidana selama 4 tahun penjara," jelasnya.
Setelah menjalani asesmen di Badan Narkotika Nasional (BNN), polisi kemudian memulangkan Andi Arief. Dalam pemulangan Andi Arief itu, polisi merujuk ke Peraturan Pemerintah (PP) No 25 Tahun 2011.
"Padahal, menurut hukum, berdasarkan ketentuan PP tersebut, 'orang yang direhab itu adalah pengguna yang mengalami ketergantungan dan melapor kepada instansi yang ditunjuk atau orang yang mengalami ketergantungan, tapi saat dilakukan penangkapan tidak ditemukan narkoba pada dirinya," ungkapnya.
"Sedangkan Andi Arief, quod-non 'katakanlah benar padahal tidak' sebagai pengguna dan mengalami ketergantungan, akan tetapi dia tidak melapor dan segera setelah ditangkap dites secara laboratoris, hasilnya positif menggunakan sabu dan saat ditangkap ditemukan bukti berupa 'bong' alat untuk nyabu," sambungnya.
Maka menurutnya, berdasarkan fakta peristiwa tersebut, tidak tepat jika Andi Arief dipulangkan.
"Maka dipulangkannya Andi Arief dengan alasan dia pecandu dan berhak untuk direhab telah melanggar PP No 25 Tahun 2011," ungkapnya.
Ia khawatir pemulangan Andi Arief ini menjadi preseden buruk bagi pemberantasan narkoba. Di sisi lain, generasi muda juga tidak akan jera mengkonsumsi narkotika.
"Saya khawatir bahwa peristiwa itu akan berdampak buruk terhadap generasi muda bangsa, generasi milenial kita bisa saja mengatakan 'yuk kita coba pake narkoba, atau yang sudah makai narkoba merasa tidak perlu berhenti memakai, karena toh kalau nanti ketangkap polisi kita akan direhab'," katanya.
(Source: detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar