Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Terus
menggeliat Media Guru Indonesia meluncurkan produk baru yaitu Majalah
Literasi Indonesia yang hari ini resmi dilaunching secara virtual
menggunakan Zoom meeting Jumat (12/06).
Pemimpin Umum Media Guru Indonesia, CEO
Gurusiana Mohammad Ihsan yang memimpin Kegiatan tersebut meapresiasi
antusias peserta yang ingin mengikuti Webinar Peluncuran Majalah
Literasi Indonesia dimana mencapai 500 pendaftar, namun Kapasitas
peserta hanya 300 maka selebihnya bisa menyaksikan di youtube secara
live streaming dengan link http://www.youtube.com/watch?v=eSUkIwEvvYg.
“Melihat antusias ini kami dari Media
Guru Indonesia berharap semakin banyak orang menonton dan mengikuti
kegiatan ini maka semakin banyak yang berminat bergabung dengan media
guru indonesia dan Majalah Literasi Indonesia,” ujar Ihsan.
Ditambahkannya, “awalnya Media guru juga
merupakan Majalah dengan nama Majalah Mediaguru.id, namun karena
peminat Majalah Media Guru Indonesia tidak hanya dari kalangan guru
saja maka akhirnya kami putuskan untuk melahirkan Produk baru yaitu
Majalah Literasi Indonesia dimana peserta nya dari seluruh kalangan
walaupun guru tetap mendominasi, Dan hari ini resmi dilaksanakan
launching majalah literasi dari Media guru Nasional secara virtual.”
Lebih lanjut, “Jumlah penulis di
Sumatera Barat mencapai 61.332 dan menduduki peringkat 4 dengan jumlah
penulis 6.811 dari 78.791 guru mencapai persentase 8,65%, dimana itu
merupakan persentase tertinggi, hal ini membuat saya yakin sumatera
Barat akan bisa naik menjadi peringkat pertama,” ujar nya penuh
keyakinan.
“Terakhir, terkait Majalah Literasi ini
nanti akan di terbitkan 2 kali dalam sebulan, dimana majalah ini akan
dibuat dan akan kami kirimkan kepada seluruh peserta dan diharapkan
peserta juga membanggikan linknya sehingga bisa di unduh secara gratis,”
ujar nya menyudahi.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
H. Hendri yang bertindak sebagai key note speaker memaparkan, “Ada 6
langkah untuk menggerakkan literasi di sumatera barat yang menggunakan
pola MTS (Masif, Terstruktur, dan Sistematis) yaitu : 1. memilih dan Me
SK kan Pengurus KPPL Sumatera Brat, 2. Mendorong dan menggerakkan
anggota KPPL Sumatera Barat dan Kakak Kemenag se Sumatera Barat untuk
menggerakkan masyarakat sumbar dalam gerakan literasi, 3. Memotivasi
pembentukan kppl kab/kota se sumatera barat, sudah di bentuk dan sudah
di evaluasi, 4. Memberikan penghargaan kepada kakan kemenag Kab/ Kota
yang perhatian penuh kepada literasi dan kepada KPPL Kab/ Kota yang
sangat aktif, ternyata dengan evaluasi dan penghargaan ini semakin
memacu semangat para anggota KPL untuk menulis, 5. menggerakkan
dibuatnya Pojok Literasi, 6. Berikan reword kepada penulis buku dan
alumni KPPL (bisa bertatap mungka langsung dengan Kakanwil tanpa
protokol yang ketat, menikmati kopi bersama kakanwil, foto bersama
kakanwil).
“Kemajuan bangsa tergantung peradaban,
peradaban akan muncul karena literasi, untuk bangsa yang
maju butuh
literasi makanya saya jadikan literasi ini dengan pola MTS,” ujar Hendri
lagi.
Lebih lanjut Kakanwil menjelaskan paparannya terkait Pengembangan Budaya Literasi Madrasah di Sumatera Barat,
“Banyak sekali manfaat dari adanya
media guru ini : 1. Kewajiban guru terbantu karena adanya media guru 2.
Guru terbantu naik pangkatnya karena banyak menciptakan buku buku yang
bermanfaat untuk kenaikan pangkat, untuk itu kedepan kita akan coba
mengkonsultasikan dengan pusat bagaimana menulis ini jadi salah satu
syarat menjadi Kepala Madrasah,” tambah Kakanwil.
Dilanjutkannya, “Gerakan Literasi pada
Madrasah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan Madrasah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literasi sepanjang hayat melalui pelibatan publik.”
Gerakan Literasi Madrasah/ Sekolah ini
mempunyai tujuan, menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui
pembudayaan ekosistem literasi Madrasah/Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat sesuai (Permendikbud No. 23 Th 2015).
Gerakan literasi akan Menjadikan seluruh
warga Madrasah/ sekolah sebagai pembelajar sepanjang hayat agar mampu
mengembangkan potensi diri seutuhnya. Memberi pengalaman membaca yang
menyenangkan kepada peserta didik.
Kegiatan membaca dalam waktu pendek,
namun sering dan berkala terbukti lebih efektif daripada membaca lebih
lama, namun jarang (misalnya, 1 jam/minggu pada hari tertentu). Kunci
keberhasilan kegiatan: keberlangsungan dan frekuensi kegiatan, bukan
pada jumlah jam dan menit membaca. Kegiatan membaca yang dilakukan
secara ajeg dan sering, mampu menumbuhkan kebiasaan membaca. Kegiatan
membaca 15 menit bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan
kapasitas, kondisi, dan budaya lokal sekolah.
Kakanwil menghimbau kepada seluruh
peserta, “teruslah menulis, teruslah bergabung dalam media guru,
teruslah lahirkan ide ide cemerlang yang bermanfaat untuk mencerdaskan
bangsa menjadikan bangsa yang berdab maju berkwalitas bermartabat dan
bangsa yang hebat karena menulis adalah ibadah, menyenangkan,
menginspirasi, mewariskan nilai nilai positif, ide cemerlang,
mencerdaskan bangsa, mengangkat harkat martabat bangsa, membuat orang
lebih dari oranglain, meningkatkan SDM.”
Diakhir Kakanwil mengucapkan terimakasih
karena telah dipercaya dan di kukuhkan sebagai Tokoh Literasi Nasional
pada 2019 lalu tentu ini menjadi semangat dan rasa tanggung jawab saya
menjadi lebih serius dalam menggerakkan literasi di Sumbar. [DW]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar