Breaking

Senin, 28 September 2020

Kepulangan Perantau Secara Masif dan Berbasis Nagari Sangat Berdampak Pada Perekonomian Sumbar

Baca Juga

 


BIJAKNEWS.COM --
Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menyebut jumlah perantau yang pulang basamo (mudik lebaran berbasis peguyuban nagari) sangat menurun drastis di masa pandemi Covid-19 ini.

"Ya sangat menurun drastis, selama lebaran 2020 ditengah pandemi covid-19 sangat berkurang jumlah pemudik yang pulang kampung, selain karna pemberlakuan PSBB pemprov juga menghimbau para perantau minang untuk tidak pulang kampung" ujar Kabag Rantau Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Provinsi Sumbar Hilma  Damanhuri Djalil. Bahkan beliau menyebutkan, tahun 2019 saja jumlah pemudik akumulasi dari pulang basamo mencapai 1,6 juta orang.

Menurun jika dibanding pada tahun 2018 dengan catatan 2,1 juta jiwa perantau yang mudik ke Ranah Minang. Bahkan jauh lebih rendah dibanding tahun 2017 dengan angka 3,5 juta orang.

Dikatakan Hilma, kepulangan perantau secara masif dan berbasis nagari, sangat berdampak pada perekonomian Sumbar.

“Dampaknya pasti sangat besar buat perekonomian. Jika dirata-ratakan 1 orang perantau menghabiskan Rp. 1 juta, maka uang sebesar Rp. 1,6 triliun akan berputar di Sumatra Barat. Itu sangat signifikan,” ungkapnya, Rabu (22/5).

Untuk itu, dia ingin yang di ranah terutama pemerintah perlu berbenah dan menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam memberikan pelayanan kepada perantau,

“Peran perantau dalam mempromosikan Sumbar pada saat pulang basamo, akan sangat besar pengaruhnya terhadap kunjungan wisata ke Sumbar. Apalagi hari ini medsos adalah salah satu media paling efektif untuk berpromosi,” pungkasnya. 

hms-sumbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar