Breaking

Selasa, 05 Januari 2021

Abu Bakar Ba'asyir Bebas dari Penjara, Polda Jateng Siaga

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM --
 Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi menyiapkan pos gugus tugas yang terdiri TNI, Polri dan Satpol PP untuk memantau saat terpidana kasus terorisme, Abu Bakar Ba'asyir yang akan bebas dari Lapas Gunung Sindur pada 8 Januari 2021.

"Bila ada kerumunan saat penjemputan segera bubarkan, berikan imbauan kepada pengikutnya agar tidak melakukan penjemputan," kata Ahmad Luthfi dalam keterangannya di Semarang, Senin (4/1/2021) kemarin.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat Imam Suyudi menyebutkan, Ba'asyir mendapat total remisi sebanyak 55 bulan yaitu remisi umum, dasawarsa, khusus, Idul Fitri dan remisi sakit.

Ba'asyir divonis 15 tahun hukuman penjara oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2011. Putusan itu tidak berubah hingga tingkat kasasi.

Abu Bakar Ba’asyir disebut-sebut sebagai kepanjangan tangan kelompok teroris Al-Qaeda pimpinan Osama Bin Laden. Majalah TIME menulis berita dengan judul Confessions of an Al Qaeda Terrorist di mana ditulis bahwa Abu Bakar Ba'asyir disebut-sebut sebagai perencana peledakan di Masjid Istiqlal. Time menduga Ba'asyir sebagai bagian dari jaringan terorisme internasional yang beroperasi di Indonesia. 

TIME mengutip dari dokumen CIA, menuliskan bahwa pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot." Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor pada Juni lalu dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS. Setelah beberapa bulan bungkam, akhirnya Al-Faruq mengeluarkan pengakuan—kepada CIA—yang mengguncang. 

Tak hanya mengaku sebagai operator Al-Qaeda di Asia Tenggara, dia mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. 

Menurut berbagai laporan intelijen yang dikombinasikan dengan investigasi majalah Time, bahkan Ba'asyir adalah pemimpin spiritual kelompok Jamaah Islamiyah yang bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara. 

Ba'asyir pulalah yang dituding menyuplai orang untuk mendukung gerakan Faruq. Ba'asyir disebut sebagai orang yang berada di belakang peledakan bom di Masjid Istiqlal tahun 1999. Dalam majalah edisi 23 September tersebut, Al-Farouq juga mengakui keterlibatannya sebagai otak rangkaian peledakan bom, 24 Desember 2000.

(bin/oel)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar