Breaking

Jumat, 28 Mei 2021

Kabid Humas Polda Sumbar: Dokter Perempuan di Padang Terkait Kasus Ujaran Kebencian Tidak Ditahan

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM --
Netizen atau pengguna media sosial yang melakukan hate speech atau ujaran kebencian kembali bertambah, kali ini pengguna media sosial yang melakukan aksi ujaran kebencian yang berhasil diperiksa polisi merupakan seorang wanita berprofesi dokter yang bertugas di kota Padang, Sumatera Barat. 

Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Barat (Sumbar) memeriksa seorang dokter perempuan karena membuat komentar berisi dugaan ujaran kebencian pada sebuah postingan di media sosial Facebook.

Dokter tersebut berinisial HR, 41 tahun, warga Nagari Kapau, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam yang saat ini bertugas atau bekerja di Kota Padang.

Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Satake Bayu Setianto menyebutkan dokter tersebut membuat komentar dengan akun Facebook terkait pemberitaan tentang meninggalnya Ustad Tengku Zulkarnain. HR Tidak terima berita kematian Ustad Tengku Zulkarnain diolok-olok, hingga akhirnya ia membuat sebuat positingan yang berisi ujaran kebencian.

“Dokter tersebut telah kami mintai keterangan terkait postingannya tersebut. Saat ini, pelaku tidak kami tahan, dikenakan tahanan rumah dan wajib lapor,” kata Satake di Mapolda Sumbar, Jumat (28/5/2021).

Terkait postingan itu, Satake tidak menjelaskan secara detail komentar apa yang telah dituliskan oleh sang dokter. Menurut satake, postingan tersebut telah dihapus.

“Kami dapat laporan postingan itu dibuat pada 10 Mei 2021 lalu, sekitar pukul 23.00 WIB. Pelaku kami mintai keterangan pada 12 Mei 2021, dua hari setelahnya,” kata Satake.

Ditelusuri bijaknews.com, ternyata banyak pengguna Facebook lainnya yang memposting ulang tangkapan layar komentar dari pelaku.

Berikut isi komentar pelaku (sebagian dihapus, redaksi):

“Innalillahi wa innailaihirajiun. Semoga husnul khotimah. Kenapa ya, semua ulama yang menentang………………kena covid, dan kenanya setelah di swab? Jangan-jangan di stik swab nya dioleskan virus corona. Supaya ustad-ustad yang vokal tersebut meninggal karena corona (bukan suuzon, masalahnya kita berhadapan dengan ………………..)”

Satake menambahkan, dari hasil pemeriksaan pihaknya terhadap pelaku, dia mengakui membuat komentar tersebut karena merasa kesal dan naik pitam, setelah membaca komentar pengguna Facebook lainnya yang mengolok-olok meninggalnya Ustad Tengku Zulkarnain.

"Pelaku ini mengaku Ustad Tengku Zulkarnain adalah idolanya, jadi kesal karena pemberitaan meninggalnya ustad tersebut diolok-olok,” ucapnya. [***]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar