Baca Juga
![]() |
Presiden Jokowi saat pertemuan dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena bersama delegasi kedua negara di Presidential Secretariat, Sri Lanka, Rabu (24/1). |
COLOMBO -- Kunjungan kenegaraan Presiden Joko
Widodo (Jokowi) ke Sri Lanka merupakan momen yang sangat bersejarah. Ini
adalah kunjungan pertama kali setelah 39 tahun lalu yang juga tahun ini
Indonesia dan Sri Lanka memperingati 66 tahun hubungan diplomatik.
“Kunjungan Presiden Indonesia yang
pertama setelah 39 tahun dan tahun ini juga kita memperingati 66 tahun
hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Sri Lanka,” ucap Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi kepada wartawan di Colombo, Sri Lanka, Rabu
(24/1/2018) malam.
Retno juga menyampaikan baru saja Presiden Jokowi selesai bertemu dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat. Pertemuan itu diselenggarakan dalam bentuk empat mata.
“Pak Presiden barusan telah menyelesaikan pertemuan dengan Presiden Sri Lanka, baik pertemuan dalam bentuk 4 mata atau tete a tete dan pertemuan pleno yang juga dihadiri oleh PM Sri Lanka dan para anggota kabinet dari Sri Lanka,” ungkap Retno.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden
menyampaikan beberapa usulan seperti kerja sama di bidang perkeretaapian
dimana PT INKA telah melakukan beberapa kali pertemuan teknis dengan
mitranya di Sri Lanka.
“Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden
ini akan ada tindak lanjut yang konkret, yaitu ekspor dari gerbong,
baik gerbong penumpang maupun gerbong barang dari PT. INKA,” tutur
Retno.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan
ketertarikan Indonesia untuk turut berpartisipasi di dalam pembangunan
infrastruktur di Sri Lanka yang tengah dilakukan secara besar-besaran.
“BUMN Indonesia sudah melakukan kontak
dengan beberapa mitranya di sini dan menunjukkan ketertarikannya. Oleh
karena itu, Presiden mendorong agar BUMN Indonesia juga diberikan peran
berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka,” kata
Retno.
Dengan terjalinnya kerja sama yang
semakin banyak, diperlukan adanya wadah konsultasi yang sifatnya
reguler. “Kedua kepala negara juga sepakat akan dibentuk Joint Consultant Meeting secara reguler yang akan diketuai menteri luar negeri kedua negara,” ujar Retno.
Sementara itu, Presiden Sri Lanka
Maithripala Sirisena mengharapkan agar jumlah siswa Lemhannas dari Sri
Lanka dapat ditingkatkan serta peningkatan capacity building di
bidang pendidikan dan pariwisata, yakni pemberdayaan guru dan pemandu
wisata. “Presiden juga merespons secara positif permintaan-permintaan
tersebut,” ucap Retno.
Setelah pertemuan, kedua presiden juga
menyaksikan penandatanganan tiga kerja sama yaitu penandatanganan MoU
Kerja Sama SAR untuk meningkatkan kemampuan aeronautical dan maritime Search and Rescue
(SAR); MoU Kerja Sama Pendidikan Tinggi dan mendorong realisasi konkret
kerja sama ini melalui Pengembangan kapasitas bagi pengajar dan
mahasiswa; Pembentukan jejaring kerja sama riset antar universitas dan
pusat penelitian; dan penandatanganan MoU Kerja Sama Pemberantasan
Pengedaran Narkoba dan Psikotropika dengan fokus pada Penegakan hukum
dan Pembangunan kapasitas.
Di sela-sela kunjungan, juga dilakukan
pertemuan bisnis antara Indonesia dan Sri Lanka. Telah pula
ditandatangani MOU Kerja Sama antara Kamar Dagang dan Industri kedua
negara.
Turut hadir mendampingi Presiden Jokowi
dalam pertemuan bilateral tersebut, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi,
Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten
Masduki, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka I Gusti Ngurah Ardiyasa,
Kepala BNN Komjen Budi Waseso dan Kepala BNPP (Basarnas) Marsekal Madya
TNI Muhammad Syaugi.
(set/rki)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar