Baca Juga
![]() |
Wagub Sumbar Nasrul Abit bersama Tim Kemenkopolhukam berfoto dengan penduduk Pulau Sinyaunyau. |
"Kita akan segera menyalurkan bantuan tersebut," ungkap Wagub Nasrul Abit dalam pertemuan dengan penduduk Pulau Sinyaunyau Kabupaten Kepulauan Mentawai saat kunjungan kerja bersama Kementerian Koordinasi Politik Hukum dan Pertahanan Keamanan (Kemenko Pohukam) Repubilik Indonesia, Selasa, 20 Maret 2018.
Hadir dalam kesempatan itu, Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabagalet, Asdep Koordinasi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Pertahanan Kemenpolhukam Brigjen TNI Yasid Sulistya, Kepala Bidang Tata Ruang Pertahanan Kemenpolhukam Kolonel Inf. Sugeng Hartono, Analis Kebijakan Ahli Kemenpolhukam Deni Daryatno, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Kepala Dinas Pariwisata, dan Badan Kesbangpol.
"Saat ini produktifitas
masyarakat Sinyaunyau adalah menghasilkan kopra yang nilainya sangat
rendah, hanya Rp4.000,-/kg. Kemudian mereka juga melakukan penangkapan
ikan dan lobster di laut dan itu hanya untuk konsumsi kebutihan makan
sendiri, sebagian mereka bagi untuk masyarakat sekitar," terang Nasrul
Abit.
Menurutnya, kondisi tersebut belum bernilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pasalnya, tidak ada pengumpul dan transportasi yang memadai membawa tangkapan ke lokasi yang lebih ramai.
"Karena itu, kita akan bantu mesin tempel bagi yang punya kapal, alat tangkap dan jaring udang, dan fist box agar hasil tanggapan ini dapat dipasarkan dan dikelola dengan baik nantinya," terangnya.
Bupati Mentawai Yudas mengaku senang dengan kedatangan rombongan Kemenko Polhukam dan Pemprov Sumbar ke Mentawai.
"Ini sebagai semangat dan motivasi bagi kami dalam memajukan pelaksanaan pembangunan Mentawai agat keluar dari kategori daerah tertinggal," tegasnya.
Ia mengatakan, saat ini rumah-rumah di Pulau Sinyaunyau masih berbentuk rumah singgah, dimana rumah mereka sebenarnya ada di kampung mereka, Desa Teleleo Siberut Selatan.
"Kita senang dengan budaya masyarakatnya yang sudah memiliki tradisi melakukan penangkapan lobster ukuran 200 gram, tidak ditangkap dan dilepas kembali ke laut, agar nanti juga bisa besar dan menghindari kepunahan dini," ujar Yudas tersenyum.
Menurutnya, kondisi tersebut belum bernilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pasalnya, tidak ada pengumpul dan transportasi yang memadai membawa tangkapan ke lokasi yang lebih ramai.
"Karena itu, kita akan bantu mesin tempel bagi yang punya kapal, alat tangkap dan jaring udang, dan fist box agar hasil tanggapan ini dapat dipasarkan dan dikelola dengan baik nantinya," terangnya.
Bupati Mentawai Yudas mengaku senang dengan kedatangan rombongan Kemenko Polhukam dan Pemprov Sumbar ke Mentawai.
"Ini sebagai semangat dan motivasi bagi kami dalam memajukan pelaksanaan pembangunan Mentawai agat keluar dari kategori daerah tertinggal," tegasnya.
Ia mengatakan, saat ini rumah-rumah di Pulau Sinyaunyau masih berbentuk rumah singgah, dimana rumah mereka sebenarnya ada di kampung mereka, Desa Teleleo Siberut Selatan.
"Kita senang dengan budaya masyarakatnya yang sudah memiliki tradisi melakukan penangkapan lobster ukuran 200 gram, tidak ditangkap dan dilepas kembali ke laut, agar nanti juga bisa besar dan menghindari kepunahan dini," ujar Yudas tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar