Baca Juga
Dalam kesempatan itu, dia pun membandingkan luas wilayah negara Indonesia yang sama dengan benua eropa yang terbagi dalam 27 negara. "Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, tidak bisa gajian," katanya.
"Yang kita alami adalah kita ini susah sekarang. (Untuk mengatasi kemiskinan) nanti, selalu nanti. Sekarang ke mana? Yang bisa dilakukan (pemerintah) adalah mencetak utang untuk bayar pinjaman tahun lalu," jelasnya.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan utang Indonesia harus dikritik. Sebab, kata dia, Indonesia milik bersama.
"Semua orang harus berteriak soal utang itu karena ini kelangsungan negara. Negara ini milik kita sama-sama nah jadi janganlah pula kerjaannya ngutang aja. IMF sudah kita lunasi, utang lagi misalnya kan," kata Hinca.
Menurutnya saat ini utang Indonesia sudah banyak dan terlalu dibebankan pada infrastruktur. Jadi, Presiden Jokowi harus siap untuk dikritik.
"Kalau saya simpel saja saya bukan ahli ekonomi tapi kalau utangnya kegedean bahaya itu juga. Kalau bisa enggak ngutang kenapa harus ngutang? Kan yang bayar bukan yang hari ini yang bayar yang berikutnya," ungkapnya.
"Kalau tak mau jadi Presiden, kalau kau tak mau dikritik jangan jadi Presiden. Presiden itu yang dikritik. Mamaku petani tidak akan dikritik karena dia petani. Tapi pemimpin apa lagi orang nomor satu di republik ini 250 juta kita kan boleh beda pendapat sama dia," ucapnya.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi geram dengan pemberitaan di media sosial tentang isu utang pemerintah yang jumlahnya mencapai ribuan triliun Rupiah. Presiden Jokowi menegaskan, utang itu bukan karena ulahnya melainkan sudah ada dari pemerintah sebelumnya.
Dia bercerita banyak berita miring yang selalu mengaitkan dengan dirinya. "Isu utang, saya dilantik itu utangnya sudah Rp 2.700 triliun, ya saya ngomong apa adanya. Bunganya setiap tahun Rp 250 triliun. Kalau empat tahun sudah tambah seribu. Ngerti ndak ini? Supaya ngerti, jangan dipikir saya utang segede itu, enak aja," kata Presiden Jokowi dengan nada kesal saat memberikan sambutan dalam acara Konvensi Nasional Galang Kemajuan Tahun 2018 di Ballroom Puri Begawan, Bogor.
Tak sampai di situ, lanjut Presiden Jokowi, muncul lagi isu pembangunan infrastuktur di Tanah Air yang tidak beres. Namun demikian, Presiden Jokowi menyadari pembangunan proyek infrastruktur di sejumlah wilayah tidak selalu berjalan mulus.
"Kita mengerti semuanya, bahwa membangun itu kadang-kadang ada yang salah, ada yang khilaf, ya itu yang kita benahi. Kita itu manusia biasa yang penuh dengan kesalahan dan kekurangan," kata dia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyebut bahwa ada pihak tertentu yang mencoba melakukan provokasi terhadap isu jumlah utang Indonesia. Pihak tersebut adalah orang yang sangat paham dengan keuangan negara, tetapi hanya melihat sebagian saja salah satunya tentang utang luar negeri Indonesia.
"Dia (penyebar isu utang luar negeri Indonesia) tahu betul, rakyat ga tahu tentang itu. Dia sengaja. Dia tahu betul tentang APBN. Tapi dia hanya melihat utangnya saja. Tujuannya supaya Presiden Jokowi hanya dilihat jeleknya saja," ujar Menteri Sri Mulyani.
Menteri Sri Mulyani menyampaikan ada pihak yang menulis bahwa utang Indonesia mencapai Rp 4000 triliun. Utang di masa ini, kata Menteri Sri Mulyani, dibilang yang paling besar selama ini.
"Utang itu instrumen bukan tujuan. Dibilang utang meningkat mendekati Rp 4.000 triliun, Indonesia akan runtuh. Padahal kalau membandingkan nominal (utang) belum ada apa-apanya dibanding Jepang dan Amerika. Itu negara yang punya utang besar," urainya.
Bendahara Fraksi PDIP di DPR Alex Indra Lukman meminta, para pengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak hanya asal bicara. Dia ingin, partai oposisi juga memberikan solusi di balik kritiknya.
Alex menilai, jalan terbaik untuk membangun Indonesia saat ini adalah dengan utang. Oleh sebab itu, dia ingin Prabowo memberikan solusi untuk menyejahterakan rakyat selain dengan utang.
"Tanya ke beliau bagaimana caranya?" kata Alex saat berbincang dengan wartawan.
Alex juga mengingatkan, utang yang dilakukan pemerintah Jokowi semata untuk pemerataan pembangunan. Peruntukan utang pun jelas untuk membangun infrastruktur dari Sabang sampai Merauke.
Dia meminta agar partai oposisi justru mengapresiasi kebijakan pemerintah. Dengan nada menyindir, Alex menyebut utang dilakukan agar Indonesia tak bubar tahun 2030.
"Agar ikut mengapresiasi kerja keras Bapak Presiden Joko Widodo yang berutang untuk membangun infrastruktur seantero nusantara agar Indonesia tidak bubar 2030," kata Alex.
(mdk/mrm)





















































Tidak ada komentar:
Posting Komentar