Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Presiden Joko Widodo berkomentar soal banyaknya tudingan yang menyebut dirinya terlalu sibuk membangun infrastruktur dan jalan tol untuk mendukung kemajuan di daerah-daerah.
Berbicara saat memberikan arahan kepada seluruh anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) seluruh Sumatera di Jambi pada Minggu, 16 Desember 2018, Jokowi berujar saat ini Indonesia sudah ketinggalan dengan negara-negara tetangga.
"Saya berikan contoh, yang namanya jalan tol tahun 1978, negara kita mendahului bangun jalan tol yang namanya tol Jagorawi. Kita yang mendahului negara-negara lain. Yang lain-lain nengok. Malaysia nengok jalan tol itu apa, sih? Konstruksinya seperti apa, sih? Manajemennya seperti apa? Pengelolaannya seperti apa? Cina nengok, Vietnam nengok. Nengok kita semua," kata Jokowi yang tampil mengenakan setelan jas berwarna gelap tersebut.
Namun sayang, pembangunan jalan tol di Indonesia seolah terhenti dan justru negara-negara lain yang berhasil unggul dalam pembangunan infrastuktur.
"Tetapi selama 40 tahun sampai kemarin 2015, saya tanya sudah berapa kilometer jalan tol yang kita bangun selama 40 tahun? Hanya 780 kilometer. Seribu saja enggak ada. Saya berikan contoh yang paling ekstrem, Cina sekarang sudah membangun jalan tol 280.000 kilometer. Dulu pada nengok kita, dulu pada nengok kita. Sekarang mereka meninggalkan kita," terangnya.
Karena itu, Jokowi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur jalan amat diperlukan apabila Indonesia ingin menjadi negara yang maju.
"Inilah yang kita kejar agar kita memiliki daya saing yang tinggi dan memiliki syarat-syarat untuk masuk ke negara maju: infrastruktur. Enggak mungkin negara sebesar kita ini jalannya jelek. Enggak mungkin kita bersaing," sebutnya.
"Pulau harus memiliki pelabuhan, enggak mungkin kalau yang namanya pelabuhan enggak dibangun. Pelabuhan Kuala Tanjung, Makassar New Port. Inilah daya saing yang memang harus kita siapkan," tambah Jokowi.
Jokowi pun menyampaikan pesan yang seolah menyentil kubu penantangnya di Pilpres 2019. Menurutnya, ada pihak-pihak yang saat ini melawan pembangunan infrastruktur dan hanya melontarkan janji-janji yang membuat masyarakat Indonesia lengah dalam menghadapi persaingan.
"Kalau mau rakyat senang, enak, gelontorkan saja subsidi sebanyak-banyaknya. Enggak usah bangun infrastruktur. Gelontorkan saja bantuan sosial sebanyak-banyaknya di APBN kita agar rakyat kita senang. Tapi apakah itu betul? Menurut saya tidak. Rakyat harus produktif, rakyat tidak boleh konsumtif. Rakyat harus masuk ke bidang-bidang produksi, bukan masuk ke bidang-bidang konsumsi," tutup Jokowi.
(Sumber: kricom.id)
Berbicara saat memberikan arahan kepada seluruh anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) seluruh Sumatera di Jambi pada Minggu, 16 Desember 2018, Jokowi berujar saat ini Indonesia sudah ketinggalan dengan negara-negara tetangga.
"Saya berikan contoh, yang namanya jalan tol tahun 1978, negara kita mendahului bangun jalan tol yang namanya tol Jagorawi. Kita yang mendahului negara-negara lain. Yang lain-lain nengok. Malaysia nengok jalan tol itu apa, sih? Konstruksinya seperti apa, sih? Manajemennya seperti apa? Pengelolaannya seperti apa? Cina nengok, Vietnam nengok. Nengok kita semua," kata Jokowi yang tampil mengenakan setelan jas berwarna gelap tersebut.
Namun sayang, pembangunan jalan tol di Indonesia seolah terhenti dan justru negara-negara lain yang berhasil unggul dalam pembangunan infrastuktur.
"Tetapi selama 40 tahun sampai kemarin 2015, saya tanya sudah berapa kilometer jalan tol yang kita bangun selama 40 tahun? Hanya 780 kilometer. Seribu saja enggak ada. Saya berikan contoh yang paling ekstrem, Cina sekarang sudah membangun jalan tol 280.000 kilometer. Dulu pada nengok kita, dulu pada nengok kita. Sekarang mereka meninggalkan kita," terangnya.
Karena itu, Jokowi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur jalan amat diperlukan apabila Indonesia ingin menjadi negara yang maju.
"Inilah yang kita kejar agar kita memiliki daya saing yang tinggi dan memiliki syarat-syarat untuk masuk ke negara maju: infrastruktur. Enggak mungkin negara sebesar kita ini jalannya jelek. Enggak mungkin kita bersaing," sebutnya.
"Pulau harus memiliki pelabuhan, enggak mungkin kalau yang namanya pelabuhan enggak dibangun. Pelabuhan Kuala Tanjung, Makassar New Port. Inilah daya saing yang memang harus kita siapkan," tambah Jokowi.
Jokowi pun menyampaikan pesan yang seolah menyentil kubu penantangnya di Pilpres 2019. Menurutnya, ada pihak-pihak yang saat ini melawan pembangunan infrastruktur dan hanya melontarkan janji-janji yang membuat masyarakat Indonesia lengah dalam menghadapi persaingan.
"Kalau mau rakyat senang, enak, gelontorkan saja subsidi sebanyak-banyaknya. Enggak usah bangun infrastruktur. Gelontorkan saja bantuan sosial sebanyak-banyaknya di APBN kita agar rakyat kita senang. Tapi apakah itu betul? Menurut saya tidak. Rakyat harus produktif, rakyat tidak boleh konsumtif. Rakyat harus masuk ke bidang-bidang produksi, bukan masuk ke bidang-bidang konsumsi," tutup Jokowi.
(Sumber: kricom.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar