Baca Juga
BIJAKNEWS.COM -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani heran dengan kebiasaan masyarakat yang senang memelototi utang pemerintah.
Padahal, negara juga punya aset berlimpah yang tak pernah dipublikasikan dengan gamblang kepada masyarakat.
"Publik sekarang perhatian dan tenaganya habis untuk memelototi utang," kata Sri Mulyani dalam acara Property Outlook 2019 di Kementerian Keuangan, Jalan Dr Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Senin, 17 Desember 2018.
Menurut Menkeu, utang seakan menjadi topik paling hot, bahkan sampai ke warung-warung kopi. Belum lagi ditambah bumbu dari pengamat.
Padahal, tambah Menkeu, pemerintah selalu menjaga, mengelola, dan mem-publish jumlah utang secara rutin. Termasuk perubahan komposisi hingga jatuh tempo utang.
Menteri Sri juga geram melihat pejabat pemerintahan yang belum memiliki sensitivitas untuk secara rutin mempublikasi jumlah aset negara kepada publik.
Ia berharap agar bawahannya punya rasa gelisah bila ada aset yang mangkrak.
"Jadi kalau kita terus menerus melalui LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara) dan DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) mampu dan bekerja sama dengan swasta supaya swasta itu menginjeksi perasaan gatel terhadap under management, under valuation dari aset negara, maka akan mampu menciptakan suatu dinamika vibrasi yang lebih bagus," pungkas Sri Mulyani.
(Sumber: medcom.id)
Padahal, negara juga punya aset berlimpah yang tak pernah dipublikasikan dengan gamblang kepada masyarakat.
"Publik sekarang perhatian dan tenaganya habis untuk memelototi utang," kata Sri Mulyani dalam acara Property Outlook 2019 di Kementerian Keuangan, Jalan Dr Wahidin Raya, Jakarta Pusat, Senin, 17 Desember 2018.
Menurut Menkeu, utang seakan menjadi topik paling hot, bahkan sampai ke warung-warung kopi. Belum lagi ditambah bumbu dari pengamat.
Padahal, tambah Menkeu, pemerintah selalu menjaga, mengelola, dan mem-publish jumlah utang secara rutin. Termasuk perubahan komposisi hingga jatuh tempo utang.
Menteri Sri juga geram melihat pejabat pemerintahan yang belum memiliki sensitivitas untuk secara rutin mempublikasi jumlah aset negara kepada publik.
Ia berharap agar bawahannya punya rasa gelisah bila ada aset yang mangkrak.
"Jadi kalau kita terus menerus melalui LMAN (Lembaga Manajemen Aset Negara) dan DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) mampu dan bekerja sama dengan swasta supaya swasta itu menginjeksi perasaan gatel terhadap under management, under valuation dari aset negara, maka akan mampu menciptakan suatu dinamika vibrasi yang lebih bagus," pungkas Sri Mulyani.
(Sumber: medcom.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar