Breaking

Selasa, 19 Maret 2019

Survei LSI Denny JA: Jokowi-Maruf Unggul 15% di Pemilih Muslim

Baca Juga

Survei LSI Denny JA: Jokowi-Maruf Unggul 15% di Pemilih Muslim

JAKARTA, BijakNews.com -- Segmen pemilih Muslim adalah kantong pemilih terbesar pada Pilpres 2019. Populasi pemilih muslim mencapai 87,8 persen.

"Dengan kantong pemilih terbesar, pemilih Muslim menjadi rebutan. Secara umum, dari tracking survei LSI sejak Agustus 2018 hingga Februari 2019, pasangan Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin masih unggul dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pasangan Jokowi-Maruf unggul dengan selisih di atas 15 persen dari pasangan Prabowo-Sandi," ujar Peneliti LSI Denny JA Ikrama Masloman dalam konferensi pers di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa, 19 Maret 2019.

Namun demikian, kata Ikrama, pemilih Muslim tidak monolitik. Misalnya dari sisi religious belonging, pemilih muslim terbagi menjadi Muslim yang merasa dekat dengan NU, Muhammadiyah, Persis, PA 212, FPI, dan lain-lain.

Ikrama menjelaskan, jika golput banyak terjadi di pemilih Muslim yang merasa bagian dari FPI, HTI, jaringan kultural PKS, maka yang akan dirugikan adalah pasangan Prabowo-Sandi. Sebab, Prabowo-Sandi memperoleh dukungan kuat dari pemilih muslim yang lebih konservatif.

"Namun golput di segmen pemilih Muslim yang berafiliasi dengan FPI, PA 212 dan lainnya diduga kecil," katanya.

Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa pemilih pasangan Prabowo-Sandi lebih militan dibanding pemilih Jokowi-Maruf. Mereka ingin datang ke TPS karena merasa suaranya penting untuk mengagalkan Jokowi-Maruf menjabat kembali.

Namun, jika golput banyak terjadi di pemilih Muslim yang merasa dekat dengan ormas di luar FPI, PA 212 dan lainnya, misalnya NU, maka yang dirugikan adalah pasangan Jokowi-Maruf. Survei LSI Denny JA menunjukkan bahwa di pemilih yang afiliasinya ke NU, lebih banyak mendukung pasangan Jokowi-Maruf dibandingkan dengan Prabowo-Sandi.

"Alasan golput di segmen ini adalah kurangnya antusiasme datang ke TPS, karena merasa Jokowi-Maruf sudah menang sehingga tidak merasa penting datang ke TPS," tandasnya.

Penelitian ini menggunakan metode multistage random sampling, dengan melibatkan 1.200 responden. Proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner.

Adapun, margin of error dalam penelitian ini lebih kurang 2,9 persen. Peneliti menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) internal dalam penelitian. Sementara sumber dana tersebut berasal dari keuntungan jasa konsultan yang dilakukan di bidang politik.

(Source: BeritaSatu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar