
PADANG, BijakNews.com -- Sebagai anggota DPRD Kota Padang, Maidestal Hari Mahesa mempertanyakan tujuan people power yang diserukan oleh beberapa elit di negeri ini.
"People Power buat apalagi? Paling ikutan cuma puluhan saja," ujar Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang ini ketika dihubungi Jumat, 10 Mei 2019.
Berbeda dengan seruan terkait kasus Ahok, kata Esa, yang diikuti ratusan ribu hingga jutaan orang. Kasus Ahok terkait penistaan agama.
"Saya pun ikut saat itu dengan membawa rombongan 80 orang. Sekarang? People power buat apa? Buat bela capres Prabowo? Yang benar sajalah," tegasnya.
Baca Juga
- Hasil Audit KAP, LPPDK Gerindra di Padang Berpredikat "Patuh"
- Serahkan Santunan Rp5 Juta, Wagub Sumbar Nyatakan Almarhum Dendi Irawan sebagai Pahlawan Demokrasi Indonesia
- Tujuh Tuntutan Prabowo-Sandi ke MK: Jadi Presiden atau Pemilu Ulang!
- Rapat Paripurna DPRD Sumbar Tetapkan Usul Prakarsa Ranperda Pokok-pokok Kebudayaan Sumatera Barat
- Ketua DPRD Supardi Sayangkan Sektor Pertanian Tak Mampu Angkat Pertumbuhan Ekonomi Sumbar
- Konsultasi DPRD Sumbar ke KI Pusat, Syawaludin: Pilih Komposisi Seharmonis KI Sumbar 2023-2026
- Ketua DPRD Supardi Ajak Muhammadiyah Sumbar Ikut Andil Memberantas LGBT dan Peredaran Narkoba di Tengah Masyarakat
- Dua Mobil Boks Angkut Bukti Tambahan Gugatan Pilpres Kubu Prabowo - Sandi ke Gedung MK
Apatah lagi, ujar Esa, soal pemilihan presiden (Pilpres) sudah lewat dan berjalan dengan sukses. Masyarakat diajak untuk menggunakan hak konstitusinya menentukan pemimpin negeri ini di bilik suara.
"Soal pilpres kemaren dah lewat, sudah sama-sama kita sukseskan. Kita ajak seluruh rakyat untuk menggunakan hak konstitusinya, terus sekarang mau dirusak dangan gerakkan massa?" tanya Ketua DPC PPP Kota Padang ini.
Esa khawatir gerakan people power yang diserukan itu disusupi orang atau negara luar. Menurutnya, jika itu yang terjadi, yang rugi bukan capres, tetapi rakyat Indonesia. Sebab, jika terjadi rusuh, roda ekonomi macet, orang takut beraktivitas, dan takut berinvestasi, maka terjadi lagi resesi ekonomi, harga mahal, pekerjaan makin susah dan lain sebagainya.
"Disusupi orang atau negara luar bagaimana? Yang rugi bukan capresnya, tapi rakyat kita nantinya.Jika terjadi rusuh, roda ekonomi macet, orang takut aktifitas,takut investasi, terjadi lagi resesi ekonomi, harga mahal, pekerjaan makin susah, yang kena getah siapa? Capres? Tidakkan? Rakyat lagi yang susah, yang capres itu bisa dia hidup di luar negeri lagi, kabur. Nah kita yang tinggal yang susah," cakapnya.
Esa yakin umat tidak akan terprovokasi dan tidak akan ikut-ikutan. "Lagian saya ga yakin ummat akan terprovokasi lagi, wong juga siapa yang akan ikut? Yang bayar? Partai? Caleg? Mereka juga kemaren sudah habis-habisan buat money politiks-nya. Walaupun di Sumbar basisnya Prabowo, tapi saya berani jamin, orang yang kemaren katanya waras dan cerdas itu akan hilang cerdasnya. Ga berani lagi deh koar-koar mereka cerdas bela Prabowo. Kita lihat saja," tukuknya.
(by)
"Soal pilpres kemaren dah lewat, sudah sama-sama kita sukseskan. Kita ajak seluruh rakyat untuk menggunakan hak konstitusinya, terus sekarang mau dirusak dangan gerakkan massa?" tanya Ketua DPC PPP Kota Padang ini.
Esa khawatir gerakan people power yang diserukan itu disusupi orang atau negara luar. Menurutnya, jika itu yang terjadi, yang rugi bukan capres, tetapi rakyat Indonesia. Sebab, jika terjadi rusuh, roda ekonomi macet, orang takut beraktivitas, dan takut berinvestasi, maka terjadi lagi resesi ekonomi, harga mahal, pekerjaan makin susah dan lain sebagainya.
"Disusupi orang atau negara luar bagaimana? Yang rugi bukan capresnya, tapi rakyat kita nantinya.Jika terjadi rusuh, roda ekonomi macet, orang takut aktifitas,takut investasi, terjadi lagi resesi ekonomi, harga mahal, pekerjaan makin susah, yang kena getah siapa? Capres? Tidakkan? Rakyat lagi yang susah, yang capres itu bisa dia hidup di luar negeri lagi, kabur. Nah kita yang tinggal yang susah," cakapnya.
Esa yakin umat tidak akan terprovokasi dan tidak akan ikut-ikutan. "Lagian saya ga yakin ummat akan terprovokasi lagi, wong juga siapa yang akan ikut? Yang bayar? Partai? Caleg? Mereka juga kemaren sudah habis-habisan buat money politiks-nya. Walaupun di Sumbar basisnya Prabowo, tapi saya berani jamin, orang yang kemaren katanya waras dan cerdas itu akan hilang cerdasnya. Ga berani lagi deh koar-koar mereka cerdas bela Prabowo. Kita lihat saja," tukuknya.
(by)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar