Baca Juga
SOLOK, SUMBAR -- Sebelum membuka secara resmi Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) tingkat Provinsi Sumatera Barat ke 38 di Kota Solok, Direktur Jendral Pembinaan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) didaulat sebagai narasumber dalam seminar bersama Wali Kota Solok dan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar. Seminar dilangsungkan di Gedung Kubung Tigobaleh, Sabtu (15/6/2019) siang.
Mengawali paparannya, Wali Kota Solok Zul Elfian menyampaikan tiga hal pokok yang menjadi misi Kota Solok. Kota Solok diberkahi Allah Swt, penduduknya sejahtera, kota maju dan modern.
“Bersama Kementerian Agama dan seluruh pihak mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa sehingga diberkahi Allah Swt,” ungkap Walikota.
Untuk mewujudkan misi tersebut, lanjut walikota, ada beberapa trik yang harus dilakukan. Antara lain melekatkan gelar kota beras dan serambi Madinah, membangun serta memperbaiki masjid-masjid menjadi indah, sehingga masyarakat betah berlama-lama di masjid. “Setiap tahun mesjid yang banyak jemaah-nya diberikan reward," ungkap Zul Elfian.
Kemudian lanjut walikota, dekatkan warga pada Alquran melalui dukungan program Magrib Warga Mengaji. Bagi yang hafal 1 sampai 30 juz, akan diuji dan diwisuda diberikan hadiah. Hafidz 30 juz dapat diskon 30 persen naik pesawat Garuda berikut voucher diskon belanja di mall-mall yang akan dibuat kerjasama.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin mengapresiasi apa yang telah diprogramkan Walikota Solok. Misi Kota Solok tidak jauh berbeda dengan program Kota Solok. Ia juga menceritakan bahwa MTQ ini sudah banyak memberikan hikmah dan membawa perubahan untuk Indonesia. Baru-baru ini banyak qori kita yang berhasil di tingkat internasional, antara lain Syamsir Firdaus yang baru-baru ini meraih juara 1 MTQ Nasional di Turki dari 69 negara. Informasi tentang Syamsul jadi viral karena diundang oleh Presiden Joko Widodo dan yang menyerahkan hadiah langsung Presiden Turki, Erdogan.
Selain Syamsir Firdaus, juga ada Abdullah dari Jawa Barat yang juga berhasil menjadi juara 1 MTQ di Irak. Hingga pertengahan tahun ini Ditjen Bimas Islam telah menghadiri MTQ di 11 negara. “Tidak satupun saya melihat daerah yang memperhatikan merosot dalam membaca Alquran,” tutur Dirjen Bimas
Ia juga memaparkan bahwa pada tahun 2019 ini Kemenag mengeluarkan tiga mantra, yakni moderasi beragama, kebersamaaan umat dan integrasi data.
“Tuhan tidak menghendaki kita menjadi umat yang terpecah. Namun ia menguji kita dengan menjadikan kita berbeda tetapi bersatu, bukan sebaliknya menjadi umat yang satu tapi terpecah sesuai dengan Q.S Al Hujurat ayat 11,” ungkapnya.
Untuk menjalankan moderasi beragama, papar Muhammadiyah Amin lagi, ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya aparatur Kemenag harus punya pengetahuan moderasi beragama. Kedua, kendalikan emosi, jangan mentang-mentang berbeda kita langsung mengkafirkan orang. Syarat yang ketiga, hati-hati. Karena ada yang salah memahami dan menafsirkan.
“Saat ini sudah diberlakukan e-MTQ guna mengurangi qori dan qori'ah dari daerah lain ikut mewakili peserta MTQ daerah tertentu," ungkapnya lagi.
Ia juga meminta jajaran Kemenag, para orangtua dan pihak-pihak berkompeten di Sumbar agar lebih serius dan intens melakukan pembinaan terhadap anak-anak. Mudah-mudahan dalam MTQ Nasional tingkat Sumbar ini anak-anak kita bisa menjadi kafilah terbaik STQ Nasional di Pontianak pada penghujung Juni ini.
Tambah Tenaga Penyuluh Agama
Diakhir seminar, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar, H. Hendri, S.Ag mengusulkan kepada Dirjen Bimas agar penyuluh agama Islam ditambah, karena saat ini tenaga penyuluh masih kuran. Ia sangat mengapresiasi Wali Kota Solok yang telah memprogramkan penambahan tenaga penyuluh agama.
Pada kesempatan itu kakanwil juga menyoroti konsep adaik badandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS SBK) Kemudian kata Kakawnil konsep ABS SBK belum jelas. Perlu ada sinergi LKAM dengan Kanwil Kementerian Agama. Probelm di Sumbar masih banyak kepala daerah yang belum sepenuhnya mendukung program LKAAM.
Seminar ini juga dihadiri Kepala Biro Umum Kemenag RI, Syafrizal, Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Kemenag RI Juraidi, kepala kantor Kemenag se Sumbar, penyuluh dan aparatur sipil negara (ASN) di dilingkungan Kemenag Kota Solok.
(rna/ede)
Mengawali paparannya, Wali Kota Solok Zul Elfian menyampaikan tiga hal pokok yang menjadi misi Kota Solok. Kota Solok diberkahi Allah Swt, penduduknya sejahtera, kota maju dan modern.
“Bersama Kementerian Agama dan seluruh pihak mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa sehingga diberkahi Allah Swt,” ungkap Walikota.
Untuk mewujudkan misi tersebut, lanjut walikota, ada beberapa trik yang harus dilakukan. Antara lain melekatkan gelar kota beras dan serambi Madinah, membangun serta memperbaiki masjid-masjid menjadi indah, sehingga masyarakat betah berlama-lama di masjid. “Setiap tahun mesjid yang banyak jemaah-nya diberikan reward," ungkap Zul Elfian.
Kemudian lanjut walikota, dekatkan warga pada Alquran melalui dukungan program Magrib Warga Mengaji. Bagi yang hafal 1 sampai 30 juz, akan diuji dan diwisuda diberikan hadiah. Hafidz 30 juz dapat diskon 30 persen naik pesawat Garuda berikut voucher diskon belanja di mall-mall yang akan dibuat kerjasama.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam, Muhammadiyah Amin mengapresiasi apa yang telah diprogramkan Walikota Solok. Misi Kota Solok tidak jauh berbeda dengan program Kota Solok. Ia juga menceritakan bahwa MTQ ini sudah banyak memberikan hikmah dan membawa perubahan untuk Indonesia. Baru-baru ini banyak qori kita yang berhasil di tingkat internasional, antara lain Syamsir Firdaus yang baru-baru ini meraih juara 1 MTQ Nasional di Turki dari 69 negara. Informasi tentang Syamsul jadi viral karena diundang oleh Presiden Joko Widodo dan yang menyerahkan hadiah langsung Presiden Turki, Erdogan.
Selain Syamsir Firdaus, juga ada Abdullah dari Jawa Barat yang juga berhasil menjadi juara 1 MTQ di Irak. Hingga pertengahan tahun ini Ditjen Bimas Islam telah menghadiri MTQ di 11 negara. “Tidak satupun saya melihat daerah yang memperhatikan merosot dalam membaca Alquran,” tutur Dirjen Bimas
Ia juga memaparkan bahwa pada tahun 2019 ini Kemenag mengeluarkan tiga mantra, yakni moderasi beragama, kebersamaaan umat dan integrasi data.
“Tuhan tidak menghendaki kita menjadi umat yang terpecah. Namun ia menguji kita dengan menjadikan kita berbeda tetapi bersatu, bukan sebaliknya menjadi umat yang satu tapi terpecah sesuai dengan Q.S Al Hujurat ayat 11,” ungkapnya.
Untuk menjalankan moderasi beragama, papar Muhammadiyah Amin lagi, ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Di antaranya aparatur Kemenag harus punya pengetahuan moderasi beragama. Kedua, kendalikan emosi, jangan mentang-mentang berbeda kita langsung mengkafirkan orang. Syarat yang ketiga, hati-hati. Karena ada yang salah memahami dan menafsirkan.
“Saat ini sudah diberlakukan e-MTQ guna mengurangi qori dan qori'ah dari daerah lain ikut mewakili peserta MTQ daerah tertentu," ungkapnya lagi.
Ia juga meminta jajaran Kemenag, para orangtua dan pihak-pihak berkompeten di Sumbar agar lebih serius dan intens melakukan pembinaan terhadap anak-anak. Mudah-mudahan dalam MTQ Nasional tingkat Sumbar ini anak-anak kita bisa menjadi kafilah terbaik STQ Nasional di Pontianak pada penghujung Juni ini.
Tambah Tenaga Penyuluh Agama
Diakhir seminar, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sumbar, H. Hendri, S.Ag mengusulkan kepada Dirjen Bimas agar penyuluh agama Islam ditambah, karena saat ini tenaga penyuluh masih kuran. Ia sangat mengapresiasi Wali Kota Solok yang telah memprogramkan penambahan tenaga penyuluh agama.
Pada kesempatan itu kakanwil juga menyoroti konsep adaik badandi syarak, syarak basandi Kitabullah (ABS SBK) Kemudian kata Kakawnil konsep ABS SBK belum jelas. Perlu ada sinergi LKAM dengan Kanwil Kementerian Agama. Probelm di Sumbar masih banyak kepala daerah yang belum sepenuhnya mendukung program LKAAM.
Seminar ini juga dihadiri Kepala Biro Umum Kemenag RI, Syafrizal, Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Kemenag RI Juraidi, kepala kantor Kemenag se Sumbar, penyuluh dan aparatur sipil negara (ASN) di dilingkungan Kemenag Kota Solok.
(rna/ede)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar