Breaking

Rabu, 05 Februari 2020

Luhur Budianda: Memaksimalkan Peran Perantau Dengan Kerjasama Saling Menguntungkan

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM -- Secara umum peran serta dan kotribusi perantau Minang dalam pembangunan di Sumatera Barat telah cukup banyak, terutama dalam membangun sekolah, masjid  dan sarana prasarana lainnya di kampung halaman perantau yang terbilang sukses. Belum lagi bantuan langsung buat keluarganya dalam bentuk dana tunai buat berbagai keperluan.

Namun Kepala Biro Rantau dan Pembangunan Sekretariat Daerah Pemprov Sumbar, Luhur Budianda merasa peran tersebut belum maksimal dan bisa ditingkatkan lagi. Dalam artian, kalau selama ini perantau hanya menyumbang, pada masa mendatang bisa ditingkatkan menjadi kerjasama saling menguntungkan melalui bidang perdagangan, jasa, pariwisata, budaya dan bidang lainnya.

“Para perantau punya capital dan modal yang bisa diinvestasikan dan ranah punya berbagai potensi yang bisa diekspolasi dan dikembangkan. Dari itu perlu sinergi antara ranah dan rantau dalam meningkatkan peran dan kerjasama saling menguntungkan. Hal inilah yang sedang diupayakan Biro Rantau dan Pembangunan Sumbar saat ini,” kata Luhur Budianda ketika ditemui di  kantornya, Senin.

Kalau selama ini kerjasama antara rantau dan ranah lebih banyak antar pribadi, lanjut Luhur Budianda, Biro Rantau mengupayakan beralih menjadi kerjasama antar lembaga. Dalam pemasaran hasil tani, seperti beras Sumbar yang berkualitas premium dan dibutuhkan oleh pengusaha Rumah Makan Padang di berbagai kota di Pulau Jawa, pemasarannya bisa dikerjasamakan dengan Assosiasi Rumah Makan dan Restoran Padang dan organisasi sosial masyarakat Minang di perantauan atau koperasi yang dikelolanya dengan kelompok tani di Sumatera Barat. Begitu juga hasil pertanian lainnya, seperti bawang, kentang dan cabe.

Disukainya masakan Padang oleh masyarakat daerah lain, membuat pengusaha non Minang yang ikut mendirikan rumah makan dan restoran masakan Padang di hampir semua kota di Jawa dan Bali. Para karyawannya rata-rata bukan orang Minang termasuk juru masak. Hal itu sedikit banyak akan mempengaruhi citra dan otentifikasi masakan Padang.



“Dibidang jasa, untuk otentifikasi dan ciri khas masakan Minang, para pengusaha bisa bekerjasama dengan lembaga yang ada di Sumbar untuk mendatangkan juru masak yang telah punya sertifikat. Untuk sertifikasi ini Dinas Tenaga Kerja Sumbar telah siap melaksanakan pelatihan,” papar Luhur Budianda.

Menurut Budi, begitu ia akrab disapa, untuk memaksimalkan peran perantau, pihaknya tengah mempersiapkan beberapa program yang bertujuan meningkatkan kerjasama antara ranah dan rantau yang saling menguntungkan. Artinya, perantau tidak lagi hanya sekedar menyumbang tapi ikut memberdayakan potensi yang ada di Sumbar untuk meningkat taraf perekonomian masyarakat.
Dalam hal ini tentu organisasi sosial kemasyarakatan Minang tingkat nasional, seperti Gebu Minang, Forum Komunikasi Saudagar Minang dan tingkat Kabupaten Kota yang ada di perantauan sangat diperlukan peran serta aktifnya. Sementara itu Biro Rantau dan Pembangunan Setda Sumbar juga butuh bantuan dan kerjasama dengan kepala daerah Kabupatan/Kota dalam meningkatkan kerjasama antara ranan dan rantau.

“Semua itu butuh proses dan kerja keras semua pihak. Kita telah memulainya dengan mengadakan pertemuan dan dialog bersama perantau serta lembaga terkait. Termasuk pertemuan dengan beberapa perantau Minang yang ‘Pulang Basamo’ pada libur lebaran tahun 2019 lalu” kata Luhur Budianda.

hms-sumbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar