Breaking

Jumat, 17 April 2020

Eropa Masuk Periode Kritis, Kasus Covid-19 Hampir 1 Juta Orang

Baca Juga

Foto: Ilustrasi. Eropa Masuk Periode Kritis, Kasus Covid-19 Hampir 1 Juta Orang.

BIJAKNEWS.COM -- Eropa saat ini masuk dalam periode kritis dari pandemi virus corona jenis baru atau Covid-19 karena jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di kawasan itu hampir mencapai satu juta orang.

Direktur Kawasan Eropa Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Hans Kluge, menyebut jumlah kasus di kawasan itu terus meningkat.

"Dalam 10 hari terakhir, angka kasus yang dilaporkan di Eropa hampir dua kali lipat mendekati satu juta orang,” kata Kluge dalam paparannya kepada pers, Kamis, 16 April 2020.

Itu artinya, lanjut Kluge, sekitar 50 persen dari beban global Covid-19 berada di Eropa. Lebih dari 84.000 orang di Eropa telah meninggal akibat pandemi itu.

"Awan badai pandemi ini masih sangat menggantung di kawasan Eropa. Sementara beberapa kota memasuki periode dimana mereka mungkin bisa mengurangi pembatasan secara bertahap. Tidak ada jalur cepat untuk kembali normal,” kata Kluge.

Adapun total kasus terkonfirmasi Covid-19 secara global telah melampaui dua juta orang, dimana137.000 lebih orang telah meninggal berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins.

Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF) menyatakan, perekonomian global diperkirakan akan menyusut tiga persen tahun ini, sebagai kontraksi terbesar sejak Depresi Hebat (Great Deppression) pada 1930-an.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Asia kemungkinan akan turun ke nol pada 2020, pertama kalinya untuk kawasan itu dalam 60 tahun.

Kementerian Kesehatan Spanyol, Kamis (16/2020), melaporkan jumlah kasus kematian di negara itu menjadi 19.130 orang. Dalam 24 jam, Spanyol melaporkan 551 orang meninggal dunia akibat Covid-19, naik sedikit dari angka 523 kemarin. Jumlah keseluruhan kasus positif Covid-19 di negara saat ini menjadi 182.816 atau naik dari sebelumnya 177.633 kasus.

Sementara itu, Inggris menetapkan perpanjangan lockdown selama tiga minggu lagi. Menteri Luar Negeri Dominic Raab, yang mewakili Perdana Menteri (PM) Boris Johnson karena masih dalam masa pemulihan karena Covid-19, melakukan rapat dengan para menteri lainnya, serta memimpin pertemuan komite respons darurat.

Perpanjangan lockdown di Inggris sudah dapat diduga di tengah munculnya ancaman bahwa negara itu bisa menjadi negara yang terpukul paling parah di Eropa karena pandemi.

Ahli medis terkemukan Inggris menyatakan, negara itu kemungkinan melihat puncak virus, tetapi masih terlalu dini untuk mencabut langkah-langkah penguncian (lockdown). Jumlah kematian Covid-19 di rumah sakit Inggris mencapai 12.868 dengan 761 kematian harian pada Rabu.

Senada dengan itu, Hongaria juga memperpanjang lockdown selama sepekan untuk menahan penularan virus corona mulai Sabtu, 18 April 2020 mendatang. Pemerintah Hongaria akan mengevaluasi kebutuhan mempertahankan lockdown setiap Rabu.

Menurut kepala staf perdana menteri (PM) Hongaria, Gergely Gulyas, pemerintah kota diizinkan melakukan pembatasan khusus pada akhir pekan untuk memastikan masyarakat lokal terlindungi.

(Sumber: BeritaSatu.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar