Breaking

Senin, 01 Juni 2020

ZAMP, Terobosan Perumda Air Minum Kota Padang Menuju Pelayanan Prima

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Padang di usianya yang sudah menginjak 45 tahun terus berinovasi dan melakukan  berbagai langkah terobosan guna memberikan pelayanan prima kepada pelanggan, khususnya masyarakat Kota Padang, Sumatera Barat.

Salah satu terobosan dan inovasi luar biasa yang dilakukan oleh manajemen Perumda Air Minum Kota Padang adalah membuat Zona Air Minum Prima (ZAMP), sebuah sistem penyediaan air minum yang berada di satu kawasan perumahan. ZAMP yang diluncurkan akhir tahun 2019 lalu bertepatan hari ulang tahun (HUT) PDAM Kota Padang ke-15 ini sudah berjalan di Perumahan Jala Utama yang berlokasi di Taban, bersebelahan dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang baru, yaitu IPA Taban II.

Dalam sesi Presentasi dan Wawancara Penjurian TOP BUMD Awards 2020 yang dilakukan melalui aplikasi Zoom, Kamis (28/5/2020), Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang Hendra Pebrizal menjelaskan, terobosan dan inovasi ini dilakukan untuk menjadikan Perumda Air Minum Kota Padang sebagai perusahaan yang tidak hanya sebagai penyedia air bersih saja, tapi juga air siap minum sesuai nama baru perusahaan. Sejak awal tahun 2020, BUMD ini berubah nama menjadi Perumda Air Minum Kota Padang dari sebelumnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Padang.

“Jadi yang kami sediakan lewat ZAMP ini adalah air siap minum langsung dari keran pelanggan, tidak perlu dimasak lagi. Pada kawasan perumahan ini benar-benar dilakukan pengontrolan dan pengawasan yang lebih, mengingat kawasan ini adalah kawasan zona air minum prima, yang artinya, sekecil apapun hal yang terkait didalam sistem penyediaan, produksi dan pendistribusiannya harus benar-benar dalam pengawasan yang ketat oleh tim yang hebat,” ujar Hendra Pebrizal yang dalam materi presentasi penjurian ini mengambil judul ‘Menjadi Lebih Baik Menuju Pelayanan Prima’.

Dewan Juri TOP BUMD Awards 2020 yang hadir pada penjurian kali ini antara lain Profesor DR Satya Arinanto dari Institute Otonomi Daerah (i-Otda), Profesor DR Laode M Kamaluddin (penasihat Majalah TopBusiness), DR Aldrin Herwany (ekonom dari Universitas Padjajaran), M Mahdum dari IRPA,  Melani K Harriman dari Melani & Associate, Dwinda Ruslan (PAKEM), S. Nitiswati  dari Lembaga Kajian Nawacita (LKN) dan M Lutfi Handayani (Pemimpin Redaksi Majalah TopBusiness).

Ke depannya, menurut Hendra, Perumda Air Minum Kota Padang akan mengembangkan ZAMP ini ke beberapa lokasi perumahan yang ada di Kota Padang. Ini sebagai wujud dedikasi dan kerja keras Perumda Air Minum Kota Padang untuk pelanggan setianya dan warga Kota Padang khususnya.

“Terutama kita akan dahulukan di perumahan-perumahan baru yang memang sudah menggunakan pipa-pipa baru sehingga bisa menjamin penyedian air siap minum. Kami harapkan ke depan seluruh masyarakat Kota Padang bisa terlayani air siap minum dari Perumda Air Minum Kota Padang,” kata Hendra.

Selain ZAMP, terobosan lainyang dilakukan Perumda Air Minum Kota Padang pada tahun 2019 adalah menyediakan Spot Air Siap Minum yang memang di peruntukkan bagi masyarakat yang berkunjung dan melakukan urusan atau pekerjaan di tempat tersebut. Beberapa tempat yang telah di pasang Spot Air Siap Minum di antaranya adalah Rumah Sakit DR. M. Djamil Padang, Rumah Sakit Umum Daerah, dan Kantor Balaikota Padang. “Ke depan ini akan berlanjut di beberapa tempat fasilitas umum lainnya,” ucapnya.

Hendra mengakui bahwa tidak mudah dalam melayani kebutuhan air bersih di Kota Padang. Ada beberapa tantangan maupun kendala yang dihadapi. Berdasarkan Laporan Evaluasi Kinerja PDAM Kota Padang Tahun Buku 2018 oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP), tantangan yang dihadapi oleh Perumda Air Minum Kota Padang antara lain pertama adalah  kualitas, kuantitas dan kontinuitas (3K) air.

“Standar kontinyuitas tidak tercapai disebabkan masih adanya stop operasional pada IPA karena air keruh, genset rusak, listrik mati, NTU tinggi, intake tersumbat dan perbaikan pipa transmisi,” kata Hendra

Tantangan lainnya adalah air tanpa rekening atau non revenue water (NRW) yang masih tinggi. Saat ini, tingkat NRW di Perumda Air Minum Kota Batam mencapai 981.926 m3 atau 26,69 persen. Kondisi ini terjadi karena masih terdapat jaringan pipa distribusi yang sudah keropos, pencurian air dan administrasi atau kesalahan catat meter, pemakaian sendiri, water meter pelanggan rusak. Selain itu, pekerjaan perbaikan drainase yang dilakukan oleh Dinas PU Kota Padang yang berpengaruh pada jaringan pipa Perumda Air Minum Kota Padang.

Kendala lainnya adalah ketersediaan air baku yang masih harus berebut dengan masyarakat. Ini terjadi dalam pemanfaatan sumber air baku di Guo Kuranji yang harus berebut dengan masyarakat setempat untuk kebutuhan pertanian. Solusinya, Perumda Air Minum memasok kebutuhan air untuk masyarakat dari IPA lainnya.

Tantangan atau kendala lainnya adalah kapasitas terpasang tidak dapat dimanfaatkan disebabkan penurunan debit air, sumber air keruh pada IPA Guo Kuranji dan kerusakan pada intake di pipa instalasi pengolahan Lubuk Paraku.

Mengatasi masalah tersebut, menurut Hendra, ada beberapa upaya yang dilakukan terutama yang terkait dengan 3K adalah dengan menjaga mutu air dengan lebih ketat berdasarkan Permenkes No 736/MENKES/PER/VI/2010 dan Permenkes No 492 Tahun 2010. Pihaknya juga melakukan penambahan debit air baku serta pembangunan instalasi pengolahan baru. Selain itu, Perumda Air Minum Kota Padang mengurangi jam stop operasional dan meningkatkan kemampuan IPA serta melakukan penambahan reservoar air.

Untuk mengurangi NRW, Perumda Air Minum Kota Padang berupaya terus menerus melakukan penggantian pipa PVC ke pipa HDPE, penertiban wash out, gate valve dan putus koneksi yang secara tidak langsung berpengaruh pada angka kehilangan air, mengganti meter air pelanggan yang rusak dengan meter air yang sudah dikalibrasi. Pihaknya juga melaksanakan penanganan dan perbaikan kebocoran sesegara mungkin ketika ada laporan kebocoran pipa, serta penertiban sambungan liar.

“Kami menargetkan ada penurunan NRW 1 persen per tahun sampai sesuai standar maksimal NRW sebesar 20 persen,” ujar Hendra.

Upaya-upayana manajemen tersebut diharapkan bisa meningkatkan layanan pelanggan sekaligus memperluas cakupan layanan yang sudah mencapai 126.482 sambungan rumah (SR) atau 82  persen dari total jumlah rumah tangga di Kota Padang.  Tahun 2020 ini, Perumda Air Minum Kota Padang membidik penambahan pelanggan baru sebanyak 6.000 SR, dengan rincian 3.000 SR untuk sambungan rumah tangga dan 3.000 SR untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang merupakan program pemerintah pusat.

Perumda Air Minum Kota Padang saat ini memiliki  lima IPA dengan total produksi air sebanyak 1.550 liter per detik. Sumber air yang digunakan adalah air permukaan yang berasal dari pegunungan yang berada di pinggir Kota Padang. Dengan memanfaatkan air permukaan yang kualitasnya cukup bagus, Perumda Air Minum Kota Padang tidak perlu mengeluarkan biaya pengolahan yang tinggi.

“Karena itu, kami masih bisa memberikan tarif yang cukup rendah Rp 1.900 per meter kubik untuk pelanggan rumah tangga. Ini jauh di bawah tarif air di daerah lain seperti Jambi maupun Riau,” kata Hendra.

Meski tarif cukup rendah, menurut Hendra, pihaknya masih bisa meraih untung karena kontribusi dari pelanggan industri yang dikenai tarif niaga. Pada tahun 2019, Perumda Air Minum Kota Padang meraih pendapatan Rp 28,126 miliar dan laba sebelum pajak Rp 11,134 miliar.

Terkait kontribusi terhadap Pemda dan pembangunan daerah, Perumda Air Minum Kota Padang menganggarkan Rp 1 miliar per tahun untuk kemajuan daerah. Sebagai unsur pelayanan masyarakat, Perumda Air Minum Kota Padang dituntut berorientasi sosial. Sedangkan sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD) tidak terlepas dari aspek ekonomi, yaitu mencari keuntungan.

“Hal inilah yang menjadikan keberadaan Perumda dihadapkan pada dua tuntutan, yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan berorientasi sosial dan memberikan kontribusi terhadap pembiayaan pembangunan,” ujar Hendra.

Tingkat kesehatan Perumda Air Minum Kota Padang yang dinilai berdasarkan indikator Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) untuk tahun 2018 mendapat nilai 3,56 atau tergolong Sehat. Di seluruh Sumatera, kinerja bisnis dan pelayanan Perumda Air Minum Kota Padang berada di peringkat ketiga.


topbusiness.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar