Breaking

Sabtu, 18 Juli 2020

Intelijen Timur Tengah Menyebut Rezim Zionis di balik Sejumlah Insiden di Iran.

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM (Washington).

Seorang jenderal Amerika Serikat (AS) memprediksi konflik antara Iran dan Israel akan pecah setelah rentetan ledakan dan kebakaran di negara para Mullah tersebut termasuk di situs nuklir Natanz.

Teheran tak mengeluarkan tuduhan resmi, namun banyak media yang mengutip sumber intelijen Timur Tengah menyebut rezim Zionis di balik sejumlah insiden di Iran.

Jenderal Kenneth McKenzie, komandan Komando Sentral AS yang mengawasi operasi militer Washington di Timur Tengah, mengatakan Iran akan menanggapi serentetan ledakan dan kebakaran baru-baru ini, terutama insiden di fasilitas nuklir Natanz.

Dalam sebuah wawancara dengan kolumnis Washington Post, David Ignatius yang diterbitkan pada hari Kamis, Jenderal Kenneth McKenzie memperkirakan konflik akan pecah antara Republik Islam Iran dan Israel.

"Pengalaman saya dengan Iran memberi tahu saya bahwa mereka akan merespons," kata McKenzie yang dilansir Middle East Eye, Sabtu (18/7/2020).

Awal Juli lalu, sebuah ledakan menghantam fasilitas nuklir Natanz, menyebabkan kerusakan signifikan pada situs yang bejarak sekitar 300 km dari Teheran. Beberapa hari kemudian, ledakan menewaskan dua orang di zona industri di ibu kota.

Serangkaian kebakaran misterius dan ledakan telah terjadi, termasuk insiden yang merusak pabrik aluminium di kota industri Lamerd, galangan kapal di kota pelabuhan Bushehr dan pabrik petrokimia di provinsi Khuzestan barat daya.

Para pejabat Iran telah menyatakan beberapa kebakaran itu sebagai kecelakaan, tetapi mereka juga mencurigai Israel atau Amerika Serikat berada di belakang ledakan di Natanz.

"Menanggapi serangan dunia maya adalah bagian dari kekuatan pertahanan negara itu. Jika terbukti bahwa negara kami telah menjadi sasaran serangan dunia maya, kami akan merespons," kata kepala pertahanan sipil Iran, Gholamreza Jalali, kepada stasiun televisi pemerintah awal Juli lalu.

Kantor berita negara, IRNA, juga menerbitkan sebuah artikel yang membahas kemungkinan sabotase oleh "musuh" berada di belakang ledakan di Natanz.

"Sejauh ini, Iran telah mencoba untuk mencegah krisis yang intensif dan pembentukan kondisi dan situasi yang tidak terduga," tulis IRNA.

"Tetapi penyeberangan garis merah Republik Islam Iran oleh negara-negara yang bermusuhan, terutama rezim Zionis dan AS, berarti bahwa strategi...harus direvisi."

The New York Times bulan ini mengutip seorang pejabat intelijen Timur Tengah yang mengatakan "bom kuat" yang ditanam oleh Israel bertanggung jawab atas serangan di Natanz. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar