Breaking

Jumat, 13 Agustus 2021

Dosen UNP Latih 38 Guru SMA Pembangunan Laboratorium untuk Mengelola Pembelajaran Daring Berbasis LSLC dan PADLET

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM -- 
Sebanyak 38 orang guru SMA Pembangunan Laboratorium Universitas Negeri Padang (Lab.School UNP) mengikuti program pelatihan terstruktur bersama Tim PkM PNBP UNP tahun 2021 tentang pengelolaan pembelajaran daring berbasis Lesson Study for Learning Community/LSLC dengan menggunakan platform pembelajaran daring Padlet.

Pelatihan ini direncananakan selama dua bulan dan pembukaan serta sosialisasi program dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 12 Agustus 2021 melalui zoom meeting. Tujuan pelatihan ini adalah untuk membantu guru agar mampu menyajikan pembelajaran daring yang menarik dengan tetap fokus pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Selama masa pandemi, transformasi pembelajaran dari tatap muka ke tatap maya masih dilingkupi oleh berbagai masalah diantaranya, 1) kesiapan guru dan siswa, 2) ketersediaan fasilitas belajar daring, 3) kualitas jaringan internet, 4) dukungan orang tua dan suasana di rumah. Akibatnya, pola pembelajaran daring terjebak pada “store, wait and get” semata. Minim interaksi dan keterlibatan secara emosional, sosial, dan psikologis (teaching and social presence). Di sisi guru, siswa dan orang tua tugas dan tantangan semakin berat sehingga muncul istilah bahwa belajar daring menyebabkan tiga hal yaitu “Boring, Darting dan Pusing/BDP”. 

ketua tim PkM PNBP UNP yang melaksanakan pelatihan kepada guru-guru SMA Pembangunan Laboratorium UNP, Dr. Nofrion, M. Pd memaparkan bahwa salah satu upaya mengatasi masalah pembelajaran daring yang disebut dengan istilah “BDP” tersebut adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar Lesson Study fo Learning Community/LSLC diantaranya dialog dan kolaborasi. Dialog harus terjadi dalam setiap pembelajaran ketika siswa diberikan suatu “case” atau masalah dan semua siswa terlibat secara aktif dan tidak bisa menarik diri dari dialog semaunya.

Guru memposisikan diri sebagai observer dan fasilitator pembelajaran. Sedangkan kolaborasi mengacu kepada aktivitas saling menguatan antar siswa dalam kelompok atau antar kelompok. Kelompok adalah media bekerja, saling memberi dan menguatkan. Guru harus mampu mengantisipasi munculnya siswa “pembonceng” dalam pembelajaran.

Wadah yang digunakan untuk memfasilitasi dialog dan kolaborasi secara daring yaitu aplikasi Padlet yang tersedia secara gratis. Demikian paparan Dr. Nofrion, M. Pd yang merupakan praktisi LSLC di Indonesia dan alumni program STOLS Batch 2 tahun 2014 ke Jepang. Lebih lanjut, Dr. Fitri Arsih, M. Pd sebagai anggota tim menguraikan bahwa setelah sosialisasi akan dilanjutkan dengan diseminasi.

Agenda berikutnya adalah pendampingan kepada guru dalam menerapkannya ke kelas nyata untuk 1 KD (3-4 kali pertemuan) sekaligus pembimbingan pelaksanaan PTK oleh guru. Tim PkM berharap agar guru yang dibimbing akan mampu menghasilkan sebuah artikel ilmiah yang layak dipublikasikan hasil dari penerapan pembelajaran daring berbasis LSLC dengan menggunakan aplikasi Padlet. 

Kepala SMA Pembangunan Laboratorium UNP yang diwaliki oleh Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Afrizal menjelaskan bahwa pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh guru-guru karena sangat membantu tugas-tugas mengajar pada masa pandemi. Kerja sama dengan dosen-dosen UNP selama ini telah berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran dan profesionalitas guru.

Anggota tim PkM lainnya, Rahmi memaparkan bahwa guru-guru yang berhasil menulis artikel nantinya akan difasilitasi untuk menerbitkan artikel ilmiahnya pada jurnal ilmiah Pusat Pengembangan Pembelajaran/Pusbangbel, LP3M UNP yaitu Journal of Learning Improvement and Lesson Study (JLILS).(PUSBANGBEL/Humas UNP)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar