Breaking

Sabtu, 22 April 2023

Duka Dimalam Takbiran, 2 Rumah di Nagari Padang Limau Solok Selatan Hangus Terbakar

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM -- 
Tawa berganti tangis, ceria berubah derita, itulah yang terjadi saat dua rumah milik keluarga pegawai KPU Sumbar, Zulparman di nagari Padang Limau Sundai Sangir Jujuan, kabupaten Solok Selatan ludes dilahap sijago merah. 

Menurut keterangan Zulparman yang kerap dipanggil Maker, mereka semua sudah berkumpul dan bersenda gurau sambil mendengar alunan takbir, menandakan Idul Fitri sudah datang. 

Namun, canda-tawa mereka berubah menjadi kesedihan dan isak tangis, ketika 22 april 2023 jam 02.30 Wib, tepatnya malam takbiran dua unit rumah keluarga tersebut hangus dimamah sijago merah. 

Habis terbakarnya 2 unit rumah tersebut kejadiannya sangat cepat, dikarenakan angin yang bertiup sangat kencang.

Nyesaknya lagi, bantuan dari pemadam kebakaran tidak dapat menjangkau lokasi kejadian dikarenakan akses jalan tidak ada.

Melihat kejadian ini, Zulparman sangat berharap, agar pemerintah setempat bisa membangun jalan untuk akses ke lokasi.

"Saya berharap, pemerintah secepat segera membangun jalan, untuk akses ke nagari kami, dimana kami tidak memiliki jalan yang memadai" pinta Maker, Sabtu (22/4/2023).

Katanya lagi, ada 2 nagari yakni Padang Limau Sundai dan Padang Gntiang, dengan penduduk sekitar 700 KK, dan 1.800 jiwa penduduk, serta jumlah pemilihan tidak kurang 1.200 orang. 

Sekaitan dengan duka tersebut, Rudi salah satu korban yang rumahnya terbakar menjelaskan, dari 2 unit rumah sementara diperkirakan menelan kerugian sekitar Rp.390 juta. 

"Sekarang tidak ada satu pun yang dapat di selamat kan selain hanya pakain yang melekat ke badan, karena kepanikan kami gak bisa menyelamatkan barang-barang," terang Rudi dengan mata berlinang. 

Rudi mengatakan, kalau jembatan ke dua nagari tidak dapat di lalui mobil pemadam, sehingga harus menyiram api dengan cara manual. 

"Kalau ada kebakaran atau musibah lagi, maka kondisinya akan sama dengan duka yang kami Terima, karena jembatan hanya bisa dilalui kenderaan roda dua, sepertinya kami harus dibiarkan terisolir," tutur Rudi dengan mata berair. 

Warga masyarakat juga memiliki keinginan yang sama dengan Maker dan Rudi, agar pemerintah segera membangun jalan dan jembatan untuk akses ke nagari mereka.(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar