Breaking

Kamis, 02 Mei 2019

Abdullah Khusairi: Hormati KPU, Jangan Mau Diprovokasi

Baca Juga

Abdullah Khusairi: Hormati KPU, Jangan Mau Diprovokasi

PADANG, BijakNews.com -- Pengamat Komunikasi dan media dari Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Abdullah Khusairi mengharapkan semua pihak untuk menghormati Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang sedang melaksanakan tugasnya menyelenggarakan pemilu serentak 2019. 

Ia berharap, masyarakat jangan mau diprovokasi pihak mana pun yang sedang berusaha untuk mengadu domba.

"Lihatlah politisi, beda partai, beda kepentingan, bisa saja duduk ngopi bersama. Nah, kenapa kita sebagai rakyat, mau diadu-adu. Yang penting, melihat kondisi sekarang, jangan baper. Ini semua permainan politik elit," ujarnya kepada wartawan, Rabu, 1 Mei 2019.

Masyarakat harus pandai membaca yang tersirat, jangan yang tersurat saja. 

"Jangan mau makan umpan dari pancingan provokasi. Bersabarlah, hormati KPU yang memang dinilai buruk kinerjanya. Buruk kinerjanya juga ulah politisi juga," cakapnya.

Tetapi secara umum, katanya lagi, semua pihak harus bersyukur, sebagai bangsa dan negara yang aman dan baik-baik saja pasca pemilu serentak.

"Pileg dab pilpres 2019 selalu ada celah untuk mereka yang senang dengan kecurangan. Sebagai ummat yang mengakui ada takdir, seseorang melakukan kebaikan dan keburukan akan mendapatkan balasan setimpal," pungkasnya.

Jadi, ujarnya lagi, menang kalau curang, akibatnya akan ditanggung. 

"Sebab hidup adalah cermin, apa yang kau lakukan itu yang akan kau dapat, yang paling sial adalah, sudahlah curang tapi kalah," tegasnya.

Ia masih yakin, kelemahan dan kelebihan di sana-sini dalam proses suksesi, baik pileg maupun pilpres. 

"Namun, apakah persentase kesalahan, kekeliruan, kecurangan dapat membuat semua pekerjaan besar ini sia-sia? Rp24 triliun kita habiskan, kalau akhirnya tak kita akui sebagai proses suksesi yang baik di mata dunia, kita berarti tersungkur dalam kebodohan dan ketololan bersama dalam sebuah negara bangsa," ujarnya.

"Makanya, saya setuju, yang curang tunjukkan, proses hukum, agar keadilan tegak. Mereka yang menang dengan kejujuran akan berbeda dengan kemenangan dengan kecurangan," tukuknya.

Khusus untuk pilpres, kata Abdullah Khusairi, secara pribadi dirinya tak peduli siapa yang diamanatkan rakyat, tetapi menghormati proses dengan segala kelemahan dan kekurangan ini patutlah belajar mengapresiasi. 

"Menghargai kekalahan memang perlu belajar. Demokrasi kita sudah luar biasa, jangan hanya sebab kalah, lalu rumah kebangsaan ini dibakar. saya kira, kita tak setolol itu," ungkapnya.

Bagi orang politik, katanya, kalah menang biasa. Bagi sebagian yang baru masuk ke wilayah ini, sering kali menganggapnya kiamat. Di bawa ke ranah ideologi dan spiritualitas.

(by)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar