Breaking

Rabu, 08 Mei 2019

Sumbar Genjot Sektor Industri dan Perdagangan

Baca Juga

Sumbar Genjot Sektor Industri dan Perdagangan

PADANG, BijakNews.com -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno menyakini kondisi perekonomian Sumbar akan mengalami kemajuan signifikan di tahun 2019. Sektor pertanian yang menyumbang penguatan perekonomian, tahun ini makin berkolaburasi dengan industri pengolahan dan perdagangan sehingga penguatan pertumbuhan jadi optimis.

Ironisnya, pengembangan sektor pertanian terkendala jumlah lahan yang setiap tahunnya selalu mengalami penyusutan. Apalagi sebagian besar kontur tanah di Sumbar adalah wilayah perbukitan.

Untuk itu, Sumbar perlu memiliki sektor penggerak ekonomi baru. Seperti mengembangkan industri, energi baru terbarukan hingga perdagangan. Sehingga ke depan, ekonomi masyarakat Sumbar tidak melulu bergantung pada pertanian dan pariwisata.

Di bidang pariwisata, usaha menggaet investor kerap terhalang regulasi yang untuk memfokuskannya memerlukan waktu panjang. Presiden sendiri terus berupaya memangkas proses regulasi pengurusan izin segala sesuatu.

Menyiasati dua potensi itu, penyiapan sektor industri dan perdagangan adalah alternatif terbaik yang mesti digiatkan. Meski masyarakat Sumbar masih identik dengan industri dan perdagangan skala kecil dan kesulitan dalam memenuhi permintaan skala besar. Apalagi jika permintaan datang dari pasar internasional.


Sumbar Genjot Sektor Industri dan Perdagangan
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno. 
Untuk menggeliatkan sektor industri besar, diperlukan perlu SDM (sumber daya manusia) yang mumpuni. Realitasnya, masyarakat belum terbiasa menjadi pengusaha partai besar. Saat ada permintaan besar, mereka kelabakan memenuhi regulasi yang berlaku. Seperti packaging (pengemasan), tata niaga dan penjamin produk lainnya. Makanya, memang perlu capacity building untuk mengurai kendala ini.

Belum lagi segala sistem jaringan bisnis yang berkembang di pasar internasional memakai digital. Sehingga peningkatan wawasan pengusaha lokal agar bisa bersaing dengan pengusaha dari negara lain menjadi mutlak dilakukan.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedy menyebutkan, sektor baru memang tengah digiatkan pemerintah provinsi. Sehingga tidak terfokus pada sektor pariwisata yang saat ini tengah berkembang dan memasuki berbagai tahap penjajakan untuk permodalan.

Seperti sektor energi terbarukan. Modalnya memang besar. Tapi ada efek ganda dari modal besar itu. Contoh, Supreme Energi di Solok Selatan (Solsel) dengan nilai investasi Rp7 triliun. Lalu, Geothermal di Solok sekitar Rp6 triliun, dan di Bonjol Pasaman Geothermal juga sekitar Rp6 triliun. “Itu nilai investnya,” kata Maswar, baru-baru ini.

Sumbar Genjot Sektor Industri dan Perdagangan
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumbar Maswar Dedy.

Sekarang tengah dilakukan penjajakan dan pengembangan di sektor perdagangan dan industri. Seperti industri pengolahan makanan dan buah-buahan hasil Sumbar yang mulai dilirik negara luar.

Misalnya negara seperti Australia yang telah sepakat untuk meminta pasokan makanan khas seperti rendang dan keripik-keripik. Sedangkan Singapura, menunjukkan ketertarikan untuk mendatangkan buah-buahan dari Sumbar dan berinvestasi dalam industri pengolahan serta pengalengan ikan.

“Singapura itu juga efek dari adanya penerbangan langsung. Sepekan yang lalu mereka datang untuk melihat ikan dan berbicara soal pengalengan. Sebab bagaimanapun soal pengemasan itu harus standar internasional yang kami sediakan. Selain dua negara itu, Norwegia juga menjajaki rendang. Tiongkok menjajaki lobster kualitas bagus dari perairan Mentawai,” ulas Maswar.

(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar