Breaking

Jumat, 06 Maret 2020

Suhu Capai 35 Derajat Siang Hari, Warga Diimbau Tidak Melakukan Pembakaran

Baca Juga


Padang --Kepala BPBD Kota Padang, Barlius mengakui suhu udara beberapa waktu belakangan cukup tinggi dan melebihi batas normal. Masyarakat diminta mengurangi aktifitas di luar ruangan. 

"Memang suhu udara sangat tinggi. Bahkan mencapai 35 derajat. Bagi yang tidak penting, hindari keluar ruangan," sebut Barlius.

Dikatakannya, fenomena alam panas terik ini dimulai sejak  akhir Februari, kondisi cuaca terpantau cerah Berdasarkan data pengamatan suhu udara maksimum di Kota Padang pada tanggal 21 hingga 29 Februari 2020, tercatat suhu maksimum mencapai 35 derajat pada siang hari dan semakin menurun hingga berkisar antara 32-33 derajat menjelang awal Maret 2020. Selain itu, kondisi cuaca dirasakan relatif lebih panas oleh masyarakat di Sumatera Barat.

Hasil analisis BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau menunjukkan terdapat pola arus angin dari timur laut yang bersifat basah, namun setelah melewati Bukit Barisan sifat angin tersebut berubah menjadi panas. Angin tersebut bergerak menurun lereng perbukitan, dimana pada proses pergerakan tersebut mengalami peningkatan suhu udara akibat laju adiabatic udara kering. Hal tersebut yang menyebabkan terjadi peningkatan suhu udara di sebelah barat Bukit Barisan atau di daerah pesisir Barat Sumatera Barat. 

Faktor lain yang mempengaruhi cuaca panas ialah kelembaban udara. Berdasarkan pengamatan, kondisi kelembaban relatif tinggi pada siang hari berkisar antara 70-75 persen. Kelembaban udara tinggi ini disebabkan adanya lapisan inversi di ketinggian 1000-3000 m dari permukaan laut. Secara umum, suhu udara akan berkurang ketika terdapat pertambahan ketinggian sehingga uap air dapat bergerak naik untuk membentuk pertumbuhan awan-awan hujan. Namun, dengan adanya lapisan inversi tersebut proses pergerakan uap air tersebut tertahan dan terakumulasi di permukaan bumi. Hal ini yang menyebabkan terjadi peningkatan kelembaban relatif menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Kedua faktor tersebut merupakan hal yang mempengaruhi indeks kenyamanan tubuh manusia. Semakin tinggi suhu udara yang diikuti dengan tingginya kelembaban, maka suhu udara yang dirasakan juga akan semakin meningkat.

Kondisi cuaca panas ini diprakirakan mulai berkurang pada awal Maret. BMKG memprakirakan intensitas hujan akan kembali meningkat pada saat pertengahan Maret 2020 hingga akhir Mei 2020 dimana puncak curah hujan berada pada bulan April hingga awal Mei.

Dengan kondisi ini, ia menghimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap bahaya kebakaran. Karena api sangat mudah tersulut dalam cuaca yang panas terik. "Hati-hati terhadap bahaya kebakaran. Jangan membakar-bakar," sebut Barlius lagi. (ags)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar