Breaking

Jumat, 16 Oktober 2020

Saat Pemerintah Minta Warga Sumbar Doakan Perantau Minang di Papua

Baca Juga


BIJAKNEWS.COM --
Situasi di Papua yang memanas pada saat kerusuhan pada tahun yang lalu membuat khawatir banyak pihak termasuk masyarakat Sumbar yang memiliki keluarga yang merantau ke Papua .

"Untuk kondisi masyarakat Sumbar yang bermukim di Papua dan Papua Barat hingga saat ini tidak ada yang menjadi korban kericuhan. Baik itu harta maupun nyawa," ujar Kepala Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau Setdaprov Sumbar, Luhur Budianda saat itu.

Dikatakannya, informasi sementara  masyarakat maupun perantau Sumbar yang bermukim di Papua masih dalam kondisi aman, info itu berdasarkan komunikasi dengan perantau Minang yang ada disana.

"Meskipun informasi sementara masih dalam kondisi aman. Tetapi, status di dua provinsi itu kita minta masyarakat dan perantau Minang untuk tetap waspada. Sebab, untuk berkomunikasi kesana masih belum lancar karena jaringan telekomunikasi masih belum stabil sehingga informasi belum terlalu valid," katanya.

Untuk itu, ia meminta masyarakat dan perantau yang ada di Papua untuk saling memantau perkembangan yang terjadi dan terus menjalin komunikasi serta berkoordinasi dengan tokoh dan perantau Minang lainnya yang ada di provinsi tersebut.

"Kita dari Pemprov Sumbar akan terus berkomunikasi terkait situasi masyarakat dan perantau kita yang berada disana, dan bagi masyarakat yang mempunyai informasi terakhir tentang kondisi masyarakar Sumbar di Papua dan Papua Barat silahkan menginformasikan dan berkoordinasi dengan staf Biro Kerjasama Pembangunan dan Rantau  (KPdR) Sdr. Hilma pada kontak 081266003137," tuturnya.

Lanjutnya lagi, bagi masyarakat Sumbar untuk selalu mendoakan agar tidak terjadi sesuatu apapun bagi masyarakat dan perantau Minang yang ada di Papua serta mendoakan keadaan disana kembali kondusif.

"Untuk perantau Minang di Papua berjumlah lebih kurang 3ribu KK yang berdomisili di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, Kabupaten Jaya Wijaya, Kabupaten Mappi, Kabupaten Kepulauan Yapen, Kabupaten Nabire dan Kabupaten Timika. Sedangkan di Papua Barat diperkirakan berjumlah 2ribu KK  yang berdomisili di Kota Manokwari, Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Kabupaten Fakfak, Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Bintuni," pungkasnya.

Sebelumnya, demonstrasi ini terjadi dipicu dugaan tindak rasisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang beberapa waktu lalu. Sehingga, memicu aksi demontrasi dibeberapa titik  di Papua , seperti Jayapura, Fakfak, Manokwari, dan Timika. Tidak hanya aksi demo saja, massa juga membakar kantor Majelis Rakyat Papua , membakar kantor Telkom, Kantor Pos dan sebuah SPBU yang berjajar di samping kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura. Tidak hanya itu, para demonstran juga melempari kantor-kantor dan hotel di Jayapura.

 

hms-sumbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar