Baca Juga
JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan
bahwa Ketua DPR Setya Novanto berpotensi untuk menjadi Presiden. Sebab
saat ini Novanto sangat populer di masyarakat karena isu yang
menimpanya.
"Apa yang masih hangat? Novanto ini masih di bahas-bahas terus, masih seksi. Saya khawatir Pak Novanto populer ini justru jadi Presiden," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2017).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tidak menjelaskan secara spesifik alasan Novanto pantas menjadi Presiden. Tetapi dia hanya mengungkapkan bahwa seseorang harus dikenal masyarakat untuk bisa mencapai elektabilitas yang tinggi.
"Emang orang itu harus dikenal dahulu baru elektabilitasnya tinggi," ucapnya.
Untuk diketahui, Novanto terkenal karena diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk meminta 20 persen saham PT Freeport Indonesia. Selain itu ia juga tengah terundung kasus korupsi proyek e-KTP. Novanto ditetapkan sebagai tersangka sebanyak dua kali.
Namun saat di penetapan tersangka untuk pertama kalinya Novanto sempat mengajukan praperadilan dan berhasil menang melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemudian KPK kembali menetapkan Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP pada 10 November 2017. Ia sempat menjadi buronan KPK karena saat ingin dijemput paksa ia melarikan diri.
Novanto pun baru diketahui keberadaannya saat menjalani wawancara lewat telpon dengan Metro TV hingga akhirnya dalam perjalanan menuju studio Metro TV untuk melanjutkan wawancara Novanto mengalami kecelakaan di Kawasan Permata Hijau dan dilarikan ke RS Medika dan akhirnya dipindahkan ke RSCM Kencana.
Tepat pada 19 November 2017 Novanto telah resmi ditahan KPK. Ia di bawa dari RSCM Kencana ke KPK untuk segera diperiksa Kencana dengan tujuh mobil yang mengiring.
"Apa yang masih hangat? Novanto ini masih di bahas-bahas terus, masih seksi. Saya khawatir Pak Novanto populer ini justru jadi Presiden," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2017).
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tidak menjelaskan secara spesifik alasan Novanto pantas menjadi Presiden. Tetapi dia hanya mengungkapkan bahwa seseorang harus dikenal masyarakat untuk bisa mencapai elektabilitas yang tinggi.
"Emang orang itu harus dikenal dahulu baru elektabilitasnya tinggi," ucapnya.
Untuk diketahui, Novanto terkenal karena diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla untuk meminta 20 persen saham PT Freeport Indonesia. Selain itu ia juga tengah terundung kasus korupsi proyek e-KTP. Novanto ditetapkan sebagai tersangka sebanyak dua kali.
Namun saat di penetapan tersangka untuk pertama kalinya Novanto sempat mengajukan praperadilan dan berhasil menang melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemudian KPK kembali menetapkan Novanto sebagai tersangka kasus e-KTP pada 10 November 2017. Ia sempat menjadi buronan KPK karena saat ingin dijemput paksa ia melarikan diri.
Novanto pun baru diketahui keberadaannya saat menjalani wawancara lewat telpon dengan Metro TV hingga akhirnya dalam perjalanan menuju studio Metro TV untuk melanjutkan wawancara Novanto mengalami kecelakaan di Kawasan Permata Hijau dan dilarikan ke RS Medika dan akhirnya dipindahkan ke RSCM Kencana.
Tepat pada 19 November 2017 Novanto telah resmi ditahan KPK. Ia di bawa dari RSCM Kencana ke KPK untuk segera diperiksa Kencana dengan tujuh mobil yang mengiring.
[mdk/fik/rki]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar